ABSTRAK Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Lulu Hafsyah Amini
PUBLIC Yoninur Almira
Kesetaraan transportasi merupakan fenomena yang terjadi dalam sistem
transportasi. Salah satu kesetaraan tersebut adalah dengan adanya kesamaan
kesempatan bagi seluruh golongan termasuk penyandang disabilitas untuk dapat
mengakses transportasi guna mencapai daerah yang inklusif. Tantangan dan
fenomena yang dihadapi penyandang disabilitas saat menggunakan angkutan kota
(Angkot) menjadi tujuan dari penelitian ini. Guna mencapai tujuan tersebut
dilakukan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara,
observasi, dan memperoleh data sekunder berupa regulasi mengenai transportasi
dan penyandang disabilitas. Penggunaan analisis tematik dengan bantuan Nvivo
pada penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat berbagai fenomena yang
dikelompokkan kedalam beberapa faktor yaitu struktural, individu, sosial budaya,
dan pelayanan publik yang berkontribusi terhadap kesamaan kesempatan
penyandang disabilitas dalam mengakses angkutan umum. Berdasarkan hasil
analisis didapatkan bahwa tantangan yang dialami pada penyandang disabilitas
adalah belum mandiri dalam mengakses angkutan umum, membutuhkan bantuan
pendamping, waktu tunggu yang lama, alih fungsi trotoar, tidak tersedianya trotoar,
moda transportasi yang kurang ramah disabilitas, tidak menggunakan halte atau
terminal, sikap yang tidak inklusif pada masyarakat dan awak kendaraan serta
belum berpartisipasi dalam proses perencanaan transportasi. Fasilitas yang
diharapkan adalah awak kendaraan yang inklusif terhadap disabilitas,
memaksimalkan fasilitas yang ada dengan menambahkan fasilitas penyandang
disabilitas, asisten di dalam angkutan umum, alat bantu informasi menggunakan
suara, dan angkutan umum yang menggunakan sistem antar jemput. Rekomendasi
yang diberikan meliputi penambahan fasilitas di dalam angkutan kota berupa
pemanfaatan teknologi asisten suara, Radio Frequency Identification (RFID),
Artificial Intelligence (AI) dan desain angkutan yang ergonomis terhadap
disabilitas. Selain itu diperlukan, evaluasi kebijakan, pemantauan fasilitas yang
tersedia, diskusi perencana transportasi dengan penyandang disabilitas mengenai
pengalaman serta masukan dalam mengakses angkutan kota dan edukasi kepada
awak kendaraan serta masyarakat mengenai penyandang disabilitas dengan
angkutan umum.