Perkembangan infrastruktur di dunia dan khususnya di Indonesia mengalami
berbagai tantangan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah kondisi tanah
yang bersigat ekspansif. Tanah ekpansif memiliki kekuatan yang tinggi pada
kondisi kering namun kekuatannya menurun saat tanah tersebut mengalami
peningkatan kadar air. Selain itu, sesuai dengan namanya tanah ini mengalami
pengembangan dengan peningkatan kadar air. Sifat dari tanah ekspansif ini
mengakibatkan berbagai potensi masalah pada area sekitarnya seperti kelongsoran
dan keretakan akibat pengembangan tanah. Kerusakan ini umumnya terjadi pada
bangunan - bangunan ringan seperti perumahan atau jalan. Karena hal ini
diperlukan suatu solusi untuk menghindari kerusakan akibat sifat tanah ekspansif.
Metode yang umum dikenal dalam perbaikan tanah ekspansif adalah penggunaan
stabilisator kimia seperti kapur dan semen. Namun, kedua material ini diketahui
menghasilkan emisi karbon yang masif dalam proses penambangan, pengolahan
dan pengeringannya. Kedua material ini tidak bersifat berkelanjutan untuk
diaplikasikan secara terus menerus. Maka dalam penelitian ini diajukan stabilisator
alternatif berupa bubuk cangkang telur. Cangkang telur diajukan sebagai
stabilisator alternatif, karena kandungan kalsium karbonat yang tinggi hingga
sekitar 90%. Cangkang telur merupakan limbah yang sangat umum ditemukan dari
berbagai skala industri. Khususnya pada industri makanan dan penetasan telur,
cangkang telur menjadi produk sampingan yang terkumpul dalam jumlah yang
banyak. Penelitian ini akan mengevaluasi perubahan properti tanah sangat ekspansif dengan
penambahan bubuk cangkang telur yang diambil dari dua lokasi, yaitu Cirebon dan
Cipamingkis, Bogor. Perubahan dari indeks properti tanah, perubahan nilai metilen
biru, potensi dan tekanan pengembangan serta kuat tekan bebas akan ditinjau pada
penelitian ini. Selain itu ditinjau juga kandungan mineral tanah melalui uji X-Ray
Diffraction, kandungan kalsium karbonat dan karbon organik pada stabilisator
cangkang telur, dan perubahan struktur tanah sebelum dan setelah perbaikan
dengan mikroskop elektron.
Studi mineralogi dengan X-Ray Diffraction menunjukkan kuantitas muscovite yang
tinggi pada kedua sampel tanah. Sampel Cirebon memiliki kandungan 93% dan
Cipamingkis 59%. Muscovite sendiri merupakan keluarga mica yang sifatnya
kurang ekspansif dengan aktivitas rendah. Namun, muscovite merupakan
poilimorph dari Illite dan Montmorillonite, sehingga pengujian X-Ray Diffraction
tidak dapat memisahkan ketiga jenis mineral ini. Perlu persiapan khusus untuk
memisahkan kuantitas ketiga mineral ini dalam pengujian.
Pengujian kompaksi pada tanah dengan ekpansivitas tinggi memberikan bentuk
kurva odd-shaped, sesuai dengan penelitian Lee dan Suedkamp pada tanah dengan
nilai batas cair yang tinggi. Maka pada penelitian ini tidak didapatkan suatu nilai
berat kering optimum pada tanah akibat bentuk kurva tersebut. Pengujian dari
sampel terkompaksi dilakukan pada kondisi estimasi derajat saturasi optimum.
Hasil penelitian menunjukkan bubuk cangkang telur mampu mengurangi sifat
ekspansif tanah dan meningkatkan kuat tekannya, walaupun tidak dengan
signifikan. Potensi pengembangan dapat menurun hingga sekitar 20% dari nilai
awal dan kuat tekan dapat meningkat hingga 324 kPa dari 182 kPa pada sampel
Cirebon dan 275 kPa dari 211 Kpa untuk sampel Cipamingkis. Nilai batas cair dan
nilai metilen blue mengalami penurunan dengan peningkatan kuantitas stabilisator
bubuk cangkang telur. Perubahan properti kurang signifikan terlihat akibat
kandungan organik pada cangkang telur yang mengurangi efektivitas stabilisator.