Tugas akhir ini menguraikan proses pendesainan dan pengecekan kinerja seismik sebuah struktur pada dua kondisi yang berbeda, yaitu dengan dilatasi dan tanpa dilatasi. Struktur yang ditinjau merupakan struktur dengan geometri asimetris berbentuk L di Bandung yang difungsikan sebagai gedung perkantoran dengan 13 lantai serta 2 basemen. Struktur didesain berdasarkan SNI 2847:2019 dengan analisis pembebanan gempa menggunakan analisis respons spektra yang merujuk pada SNI 1726:2019. Diperoleh hasil bahwa pemilihan posisi dinding geser yang tepat pada struktur non-dilatasi dapat mereduksi ketidakberaturan torsi. Sementara itu, adanya pemisah struktural pada struktur dilatasi dapat secara efektif mengurangi ketidakberaturan pada struktur dan menghasilkan desain yang lebih efisien. Hasil perancangan selanjutnya dievaluasi menggunakan analisis pushover dan diperoleh bahwa kedua sistem struktur berada berada level performa Immediate Occupancy pada arah X dan Y berdasarkan klasifikasi menurut besarnya drift pada standar ATC-40. Ditunjukan pula struktur dengan sistem dilatasi memiliki daktilitas yang lebih unggul serta tingkat kerusakan elemen yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan struktur non-dilatasi. Sedangkan, struktur non-dilatasi memiliki performa serta kapasitas yang lebih baik dalam menahan deformasi lateral, kemampuan dalam menahan beban gempa, serta memiliki keamanan dan stabilitas struktur yang lebih baik pada kedua sumbu orthogonal. Hasil evaluasi yang diperoleh dapat berbeda untuk struktur dengan konfigurasi elemen serta sistem struktur yang berbeda.