Roller Compacted Concrete (RCC) adalah metode alternatif konstruksi bendungan yang bertujuan untuk mengurangi waktu dan biaya konstruksi. Meskipun memiliki banyak keunggulan, bendungan RCC belum pernah dibangun di Indonesia. Panduan terkait penggunaan material dan desain campuran yang tersedia tidak memberikan solusi terhadap tantangan yang besar dalam memanfaatkan material yang tersedia di sekitar lokasi bendungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan desain campuran yang optimal dan metode konstruksi dengan melakukan uji skala laboratorium dan uji skala lapangan, serta membandingkan hasil keduanya. Uji laboratorium dilakukan menggunakan pan mixer untuk pencampuran dan vibrating hammer untuk pemadatan, sementara uji lapangan menggunakan twin-shaft wet mixer dan vibratoty roller. Penelitian ini menyelidiki berbagai jumlah bahan semen, fraksi kerikil/pasir, dan kadar air optimal. Hasil uji mengungkapkan bahwa rasio kerikil/pasir 50/50 dan kadar air 4% adalah yang optimal. Uji laboratorium menggunakan LCRCC dengan 110 kg/m³ bahan semen menghasilkan kekuatan tekan 15 MPa pada 150 hari, sementara MCRCC dengan 150 kg/m³ dan 175 kg/m³ mencapai 15.41 MPa dan 20.86 MPa pada 28 hari. Pada skala lapangan, delapan kali lintasan dengan vibratoty roller mencapai kepadatan 98.3% dan 99.2% serta kekuatan tekan 80.2% dan 86.4% untuk bahan semen 150 kg/m³ dan 175 kg/m³, masing-masing. Namun, pencampuran skala besar menunjukkan efektivitas yang lebih rendah, menghasilkan penurunan kekuatan tekan sebesar 46.4% dan 54.1% untuk RCC dengan 150 kg/m³ dan 175 kg/m³ bahan semen. Adanya kesenjangan (gap) antara skala laboratorium dan skala lapangan ini membuktikan pentingnya memasukkan faktor keamanan dalam desain campuran laboratorium dan meninjau ulang panduan yang tersedia.