Abstrak Ryan Nurdiansyach [17518011]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat, konsumsi produk teknologi
semakin meningkat setiap tahunnya, menurut laporan tahunan global e-waste
monitor 2020 oleh PBB, jumlah limbah elektronik di dunia pada tahun 2019
mencapai 53 juta ton. Limbah elektronik atau yang biasa disebut e-waste
umumnya dipahami sebagai peralatan elektronik dan elektrik yang tidak dipakai
dan atau tidak berfungsi atau tidak diinginkan lagi karena telah menjadi barang
yang kedaluwarsa dan perlu dibuang, baik itu dalam bentuk utuh maupun bagian.
Berdasarkan sistem perundangan di Indonesia, saat ini belum ada definisi yang
spesifik limbah elektronik. Menurut Konvensi Basel Annex VIII, limbah elektronik
dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya atau hazardous waste
apabila memiliki karakteristiknya. Umumnya limbah elektronik dikategorikan
sebagai limbah B3 karena mengandung komponen atau bagian yang memiliki
sifat berbahaya dan beracun seperti misalnya mengandung elemen seperti
merkuri, timbal, kadmium, kromium, arsenik, polychlorinated biphenyls, dan
sebagainya yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Wahyono,
2012). Di pulau Jawa sendiri limbah elektronik cukup mudah ditemui di pengepul
barang bekas, salah satunya adalah limbah kulit kabel bekas, limbah ini biasanya
dibagi menjadi dua jenis berdasarkan bahannya, yaitu kulit kabel PE dan PVC,
Pengepul lokal biasanya mengumpulkan jenis limbah ini di daerahnya masing
masing untuk selanjutnya dijual ke pengelola limbah, berdasarkan skala nya
pengepul lokal bisa mengumpulkan limbah jenis hingga 150 kg per tahun,
sedangkan pengelola limbah yang lebih besar rata-rata dapat mengelola hingga
30 ton limbah per bulan untuk diolah kembali menjadi produk baru. Penelitian ini
bertujuan untuk membuka alternatif output produk baru dari jenis limbah kulit
kabel PVC yang akan berfokus pada pengepul limbah skala kecil untuk
meningkatkan nilai jual pada sektor pengepul sehingga dapat lebih
menguntungkan, karena jenis limbah ini memiliki karakteristik yang tahan
terhadap cuaca sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi produk
produk luar ruangan yang diharapkan dapat diproduksi sendiri oleh rumah
produksi skala kecil sekalipun. Penelitian ini akan dilakukan dengan model
Double Diamond dengan pendekatan eksplorasi material untuk menemukan
metode yang tepat agar karakteristik dari limbah dapat dimanfaatkan menjadi
fungsi praktis.