BAB 1 Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fridolin Ignatius Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Limbah elektronik (electronic waste/e-waste) merupakan salah satu sumber logam
yang potensial, khususnya komponen printed circuit boards (PCBs) yang
mengandung berbagai jenis logam, termasuk logam mulia (precious metals) seperti
emas (Au), perak (Ag), dan paladium (Pd). Proses ekstraksi logam mulia dari PCB
dengan metode hidrometalurgi terkendala oleh tingginya konsentrasi logam dasar
(base metals), seperti tembaga (Cu), besi (Fe), dan aluminium (Al). Oleh karena
itu, diperlukan tahap penghilangan logam dasar yang dapat dilakukan melalui
pelindian dalam larutan asam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari performa
pelindian Cu, Fe, dan Al dalam beberapa jenis larutan asam dan menganalisis
kinetikanya. Pelindian logam dasar dari limbah elektronik ini bertujuan
mengonsentrasikan logam-logam mulia dalam residu pelindian (leaching residue),
untuk diekstraksi pada tahap proses selanjutnya.
Penelitian diawali dengan proses persiapan sampel komponen elektronik dari
limbah PCBs, melalui proses dismantling, reduksi ukuran dengan proses shredding
dan grinding, serta klasifikasi ukuran butiran dengan pengayakan (sieving). Sampel
yang diperoleh kemudian dilindi dengan memvariasikan beberapa parameter proses
pelindian, yaitu jenis asam (asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat
(HNO3), dan asam asetat (CH3COOH)), konsentrasi asam (1, 2, 4, dan 6 M),
kecepatan pengadukan (200, 400, dan 600 rpm), nisbah padatan-cairan (solid-toliquid
ratio, S/L, 1/20, 1/10, dan 1/5 g/L), temperatur (25, 50, 60, 70, 80, dan 90
?), dan distribusi ukuran partikel (-100 +140, -140 +200, dan -200 +325 mesh).
Pengambilan sampel larutan hasil pelindian dilakukan secara periodik, dan
konsentrasi logam terlindi diukur menggunakan atomic absorption spectroscopy
(AAS). Metode analytical hierarchy process (AHP) digunakan untuk menentukan
kondisi optimal percobaan. Selanjutnya, studi kinetika dilakukan untuk
menentukan model kinetika pelindian dan pengendali laju pelindian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal dicapai pada penggunaan 2
M H2SO4, kecepatan pengadukan 600 rpm, nisbah S/L 1/20 g/L, temperatur 90 ?,
dan distribusi ukuran partikel -200 +325# (44-74 ?m). Pada kondisi tersebut, persen
pelindian Cu, Fe, dan Al masing-masing mencapai 72%, 71%, dan 100%, tanpa
melarutkan logam mulia dalam sampel. Studi kinetika menunjukkan bahwa
pelindian Cu dikendalikan oleh difusi melalui liquid film. Pelindian Fe pada
temperatur 25?90 ? dan pelindian Al pada temperatur 50?90 ? dikendalikan oleh
difusi melalui lapisan produk padat, sedangkan pelindian Al pada temperatur 25 ?
dikendalikan oleh reaksi kimia. Secara keseluruhan, kinetika pelindian Cu, Fe dan
Al mengikuti shrinking core model.
Perpustakaan Digital ITB