Bangunan confined masonry (CM) merupakan salah satu jenis konstruksi yang banyak digunakan di Indonesia, terutama pada bangunan rumah tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan famili kurva kerentanan seismik yang dapat menggambarkan potensi kerusakan bangunan confined masonry terhadap gempa bumi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan Vertical Diagonal Strut Model (VDSM) digunakan untuk merepresentasikan kontribusi dinding confined masonry sebagai elemen struktural dalam bangunan. Dalam penelitian ini, sebanyak 9 model struktur dengan berbagai kombinasi jarak antar kolom (s) dan jumlah lantai (n) dianalisis menggunakan simulasi numerik. Simulasi dilakukan melalui nonlinear time history analysis (NLTHA) yang menggunakan Multi Stripe Analysis (MSA) untuk mengevaluasi kinerja bangunan terhadap gempa bumi. Data hasil simulasi ini kemudian digunakan untuk membangun model Gaussian Process Regression (GPR) yang mampu memprediksi kurva kerentanan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan jarak antar kolom (s) dan jumlah lantai (n) cenderung meningkatkan kerentanan seismik bangunan confined masonry. Pendekatan GPR berhasil memprediksi kurva kerentanan dengan baik untuk berbagai skenario struktur yang berbeda.