Pemanasan global menjadi penyebab terjadinya perubahan kelembapan atmosfer
dan sirkulasi monsun. Monsun merupakan sirkulasi angin dominan di wilayah
Benua Maritim Indonesia. Secara global, sirkulasi monsun diindikasikan melemah
dalam pemanasan global. Meskipun demikian, monsun secara regional
menunjukkan perubahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji perubahan moisture budget di Benua Maritim ketika
monsun Asia musim dingin pada periode historis dan masa depan.
Metode yang digunakan diantaranya menghitung transpor kelembapan, moisture
budget, dan perubahan moisture budget di masa depan. Selain itu, penelitian ini juga
melakukan konsensus model peningkatan transpor kelembapan. Data yang
digunakan yakni ECMWF Reanalysis Version 5 (ERA5) dan model iklim dari
Couple Model Intercomparison Project 6 (CMIP6).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika monsun Asia musim dingin, terdapat
dua jalur masuk kelembapan ke wilayah Indonesia dan hal itu menunjukkan
kekonsistenan antara observasi dengan model historis. Pada periode masa depan,
konsensus 2 dari 3 model menyatakan perubahan surplus kelembapan terbesar
terjadi di wilayah B, D, dan E yang diindikasikan sebagai jalur masuk kelembapan.
Pada periode near future, wilayah B mengalami peningkatan surplus kelembapan
(+63,5 ??? ???), wilayah D mengalami pengurangan surplus kelembapan (-19,65
??? ??? ), dan wilayah E mengalami peningkatan surplus kelembapan (+38,45
??? ???). Sementara pada periode far future, wilayah B mengalami pengurangan
surplus kelembapan (-48,35 ??? ???), wilayah D mengalami peningkatan surplus
kelembapan (+50,2 ??? ??? ), dan wilayah E mengalami pengurangan surplus
kelembapan (-55,15 ??? ???).