digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siti Aminah
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Perubahan iklim secara global dapat menyebabkan meningkatnya frekuensi kejadian ekstrem seperti curah hujan ekstrem dan suhu udara ekstrem. Salah satu dampak dari perubahan iklim yaitu bahaya hidrometerologi yang dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan curah hujan ekstrem di banyak wilayah termasuk Indonesia. Peningkatan tersebut diproyeksikan akan berlanjut hingga abad ke-21. Pada penelitian ini akan diidentifikasi perubahan curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data curah hujan Global Precipitation Measurement (GPM) dan Coupled Model Intercomparison Project Phase 6 (CMIP6) untuk mengidentifikasi perubahan curah hujan ekstrem baik intensitas maupun frekuensinya. Data suhu CMIP6 digunakan untuk mengidentifikasi perubahan suhu rata-rata di Indonesia. Perhitungan curah hujan ekstem dilakukan menggunakan distribusi Gumbel dan periode ulang yang dipasang pada data annual maxima. Curah hujan ekstrem dan frekuensi kejadian ekstrem dibandingkan antara periode historis dengan periode near-future (2026–2055) dan periode far-future (2070–2099) sehingga teridentifikasi perubahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi adanya perubahan curah hujan ekstrem di Indonesia baik intensitas maupun frekuensi kejadiannya. Curah hujan ekstrem dengan periode ulang 5 tahun di Indonesia secara umum memiliki nilai perubahan pada rentang -5%/°C hingga +10%/°C dengan sebagian besar wilayah cenderung meningkat. Nilai peningkatan mencapai +15%/°C pada periode near-future dan +20%/°C pada periode far-future. Untuk frekuensi curah hujan ekstrem di atas periode ulang 5 tahun di Indonesia, secara umum nilai perubahan berada pada rentang -40%/°C hingga +80%/°C dengan sebagian besar wilayah cenderung meningkat. Nilai peningkatan mencapai +120%/°C pada periode near-future dan +160%/°C pada periode far-future. Pada skenario emisi yang lebih tinggi (SSP5-8.5), wilayah dengan nilai peningkatan lebih tinggi akan semakin meluas baik pada perubahan intensitas maupun frekuensi kejadiannya.