Kereta Feeder Padalarang – Bandung direncanakan sebagai moda transportasi pendukung Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB), menghubungkan penumpang dari dan/atau ke pusat Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan kereta feeder dari sisi finansial.
Data dikumpulkan melalui survei kuesioner dengan metode proportionate sampling dari Cochran, wawancara dan studi literatur. Analisis meliputi karakteristik penumpang, biaya berdasarkan PM Perhubungan 64 tahun 2016, manfaat berupa biaya pokok penumpang rata-rata (BPPR), 5% di atas BPPR, dan 10% di atas BPPR dengan acuan PM Perhubungan 64 tahun 2016 serta WTP, dan kelayakan finansial tinjauan asumsi tarif dan tinjauan kompensasi yang terdiri dari komponen NPV, BCR, IRR, ROI, PBP dan BEP. Sensitivitas kelayakan finansial diuji terhadap suku bunga dan rentang tahun analisis.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai WTP penumpang adalah sebesar Rp19.700. Analisis menunjukkan bahwa ketercapaian kelayakan secara finansial hanya terjadi pada implementasi tinjauan asumsi tarif = WTP, dengan tinjauan hasil IRR sebesar 27,32% pada skenario konservatif, 29,42% pada skenario moderat, dan 30,45% pada skenario optimistic. Sedangkan, pada tinjauan kompensasi tidak tercapai kelayakan finansial. Selanjutnya analisis sensitivitas terhadap suku bunga maksimum yaitu 8,48% dan rentang tahun analisis minimum yaitu 35 tahun mengonfirmasi bahwa kelayakan finansial hanya pada implementasi tarif = WTP. Apabila dilakukan implementasi asumsi tarif = BPPR, 5% di atas BPPR, dan 10% di atas BPPR (Rp9.800 - Rp11.400) tidak mencapai kelayakan finansial. Untuk mencapai kelayakan finansial, persentase di atas BPPR sebesar: 14,78% untuk skenario konservatif, 13,89% untuk skenario moderat dan 13,31% untuk skenario optimistic untuk rentang tahun analisis 30 Tahun.