digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DANIA ALBERTA WIJAYA ABSTRAK
PUBLIC Open In Flip Book Dwi Ary Fuziastuti

Kekerasan seksual di Indonesia kian marak terjadi dan berakar dari adanya ketimpangan kuasa antara korban dan pelaku. Berdasarkan pernyataan Komnas Perempuan pada tahun 2023, fenomena ini masih minim penanganan. Padahal, rasa takut yang timbul akibat ancaman kekerasan seksual membatasi kebebasan dan keleluasaan masyarakat. Oleh sebab itu, disadari perlunya strategi penanganan yang tepat untuk mengatasi penyebaran kekerasan seksual dengan menekan angka korban dan pelaku. Beberapa bentuk strategi yang dapat dilakukan adalah pemberian layanan safeguarding bagi masyarakat yang merasakan ancaman kekerasan seksual, layanan rehabilitasi korban, penegakan hukum yang mengatur secara tegas hukuman bagi pelaku, serta melakukan usaha penangkapan pelaku secara gencar. Penyebaran kekerasan seksual dapat dimodelkan sebagai sebuah model matematika dan keempat strategi penanganan kekerasan seksual direpresentasikan sebagai variabel kontrol yang diterapkan dalam model matematika tersebut. Pengaruh penerapan strategi terhadap penyebaran kekerasan seksual dikonstruksi menjadi sebuah masalah kontrol optimal menggunakan teori kontrol optimal yang diselesaikan dengan Prinsip Minimum Pontryagin (PMP). Hasil analisis dari simulasi yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa tanpa adanya penanganan kasus kekerasan seksual, angka korban dan pelaku masing-masing mengalami penurunan sebesar 0.5562% dan 97.6138% dalam kurun waktu 100 hari. Kemudian diperoleh strategi penanganan terbaik untuk menekan angka korban dan pelaku kekerasan seksual adalah ketika keempat strategi penanganan diterapkan secara bersamaan yang mengakibatkan penurunan jumlah korban sebesar 99.9876% dan pelaku sebesar 98.7771% dalam kurun waktu yang sama.