Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan tidak terkendali dari
sel-sel abnormal yang dapat menyebar ke area sekitarnya. Model HCMDI
digunakan untuk menggambarkan dinamika interaksi sel T dalam melawan selsel
kanker, yang terdiri dari kompartemen H (sel T CD4), C (sel T CD8), M
(sel myeloid), D (sel dendritik), dan I (IL ? 2). Pada model diterapkan input
kontrol berupa kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi untuk meminimumkan
jumlah sel kanker dan biaya intervensi pengobatan. Berbagai strategi kontrol
diterapkan, termasuk penggunaan individual kontrol kemoterapi, radioterapi, dan
imunoterapi, serta kombinasi dari ketiga kontrol tersebut. Masalah kontrol optimal
diselesaikan menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin (PMP) yang memberikan
pendekatan analitis untuk menemukan kebijakan kontrol optimal dengan meminimumkan
fungsi biaya. Hasilnya juga dibandingkan dengan Model Predictive
Control (MPC), yang menggunakan pendekatan prediktif untuk menilai efektivitas
dan efisiensi dari strategi kontrol yang diterapkan. Simulasi numerik PMP menunjukkan
bahwa kombinasi kemoterapi dan imunoterapi adalah strategi terbaik untuk
meminimumkan jumlah sel kanker dan biaya intervensi pengobatan. Sedangkan,
simulasi numerik MPC menunjukkan bahwa kombinasi kemoterapi dan radioterapi
paling efektif dalam menekan jumlah sel kanker dengan biaya intervensi pengobatan
yang terendah. Analisis mendalam menunjukkan bahwa PMP memberikan
efektivitas yang lebih tinggi dalam meminimumkan jumlah sel kanker dan biaya
intervensi pengobatan, sedangkan MPC menawarkan fleksibilitas dan aplikasi
praktis yang lebih tinggi dalam pengaturan dosis dan jadwal terapi.