digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kondisi tektonik Indonesia yang terletak di pertemuan empat lempeng besar dunia menjadikan gempa bumi sebagai penyebab utama kerugian ekonomi negara akibat bencana alam. Untuk mengatasi risiko tersebut, reasuransi digunakan sebagai upaya untuk membagi risiko (risk sharing) terutama untuk kerugian yang bernilai besar. Dalam kontrak reasuransi stop-loss, semakin tinggi nilai retensi maka risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi (insurer atau cedent) meningkat, namun premi reasuransi menjadi lebih kecil karena risiko yang ditanggung oleh perusahaan reasuransi (reinsurer) menurun, dan sebaliknya. Tesis ini menjawab masalah tradeoff tersebut dengan menentukan retensi optimal yang meminimumkan ukuran risiko value-at-risk (VaR) dan tail value-at-risk (TVaR) dari total pengeluaran (total cost) cedent dengan premi reasuransi dihitung menggunakan prinsip premi ekspektasi, variansi, dan standar deviasi. Selain itu, retensi optimal pada reasuransi stop-loss multitingkat yang mana reinsurer mereasuransikan kembali perusahaannya kepada perusahaan reasuransi lain juga dibahas. Dalam Tesis ini, penentuan nilai retensi optimal diimplementasikan pada data total kerugian agregat yang mengikuti distribusi lognormal, yang diperoleh melalui simulasi event loss table (ELT) dalam loss module pada Earthquake Catastrophe (CAT) Model. ELT tersebut dibangun berdasarkan distribusi peluang moment magnitude gempa mainshock tektonik historis yang dimodelkan oleh distribusi generalized Pareto untuk nilai average recurrence interval tertentu. Metodologi ini diaplikasikan pada data kerugian finansial akibat gempa bumi tektonik atas bangunan residensial di Pulau Papua, Indonesia. Retensi optimal yang diperoleh kemudian diterapkan dalam strategi pembiayaan risiko bencana gempa bumi sesuai dengan skema pembiayaan yang ditetapkan oleh Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.