Didorong oleh misi sosial dan mandat pemerintah menuju Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDG), salah satu perusahaan ride-hailing terkemuka di Indonesia
(Indojek) telah meluncurkan dan menjalankan program kesejahteraan pengemudi
bernama ProDrivers. Program ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran
pengemudi. Namun, karena meningkatnya tantangan perekonomian global saat
ini, Indojek harus melakukan inisiatif efisiensi besar-besaran dan memangkas
anggaran di berbagai bidang, agar dapat bertahan dari krisis ekonomi. Hal ini
telah melemahkan dan menghambat Indojek untuk berkontribusi pada kegiatan
sosial. Dilema antara keberlanjutan dan profitabilitas telah terjadi di perusahaan.
Sedangkan driver sebagai bagian dari ekosistem Indojek merupakan pasar yang
prospektif & captive. Fakta ini mendorong Indojek untuk memaksimalkan aset &
kapabilitas yang ada dalam memaksimalkan dampak sosial dan mewujudkan
janjinya menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), dengan tetap
menjaga profitabilitas perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk memecahkan dilema, khususnya
program ProDrivers, untuk tidak hanya menciptakan dampak sosial, tetapi juga
menghasilkan bisnis sosial berkelanjutan yang dapat menyediakan sumber daya
tak terbatas untuk mempertahankan inisiatif sosial Indojek kepada para
pengemudi. Penulis telah mengidentifikasi beberapa permasalahan yang perlu
diselesaikan, mulai dari kondisi eksisting program ProDrivers yang berkaitan
dengan kedalaman kesadaran pengemudi terhadap program tersebut, tingkat
kepuasan dan harapan pengemudi terhadap program tersebut, bagian mana dari
pengalaman pengemudi yang perlu ditingkatkan. bagaimana Indojek dapat
memonetisasi aset dan kemampuan ProDrivers yang ada untuk menghasilkan
pendapatan yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kesejahteraan
pengemudi.
Sebelum membahas permasalahan di atas, penulis telah menganalisis lingkungan
eksternal bisnis untuk memahami urgensi dan kesulitan yang dihadapi Indojek
iii
serta korelasi lingkungan eksternal dengan program ProDrivers. Penulis
menggunakan kerangka eksternal masif yang terdiri dari lingkungan umum
(segmen demografi, ekonomi, politik/hukum, sosiokultural, teknologi dan global),
diikuti oleh Five Forces Porter untuk menganalisis kondisi industri di mana
Indojek berada dan analisis pesaing secara spesifik.
Penulis menggunakan metode campuran dalam melaksanakan penelitian ini, baik
kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan baik kepada driver
(sebagai penerima manfaat ProDrivers) maupun tim internal ProDrivers (sebagai
penyusun strategi dan pelaksana program ProDrivers), melalui survei,
wawancara, dan focus group Discussion (FGD). Pertama, penulis melakukan
survey yang menyasar para driver Indojek, dilanjutkan dengan FGD untuk
mencari cara mengatasi hal-hal yang masih kurang dimiliki oleh ProDrivers.
Kedua, penulis mewawancarai tim internal ProDrivers untuk memahami
bagaimana mereka biasanya menyusun strategi dan melaksanakan program
ProDrivers, dilanjutkan dengan FGD untuk memverifikasi dan memvalidasi solusi
yang paling mungkin untuk memperbaiki program.
Dengan menggunakan teori, seperti 9 elemen inti pemasaran dan bauran
pemasaran (7P) yang memberikan wawasan tentang cara meningkatkan adopsi
program ProDrivers, dan pemasaran internal untuk memahami sejauh mana
program ProDrivers telah tersampaikan kepada pengemudi. Selain itu, penulis
juga menggunakan beberapa alat, seperti New Wave of Marketing untuk
memfasilitasi peningkatan pemasaran. Revenue Model untuk mencari alternatif
dimana ProDrivers dapat memperoleh pendapatan dan juga Social Business
Model Canvas untuk menemukan model bisnis baru yang harus diadopsi
ProDrivers agar berkelanjutan.