digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Ibrahim Akbar
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia mempunyai visi untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060. Untuk mencapai target yang ditetapkan, pemerintah Indonesia menmbuat Enhanced National Ditented Contribution (ENDC). Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi emisi didalam ENDC adalah penggunaan biofuel. Biofuel dalam industri penerbangan dikenal luas dengan istilah Sustainable Aviation Fuel (SAF). Indonesia telah melakukan uji terbang menggunakan SAF yang diproduksi oleh BUMN, PT Pertamina (persero) grup untuk menunjukkan kemampua Indonesia dalam memproduksi SAF. Langkah selanjutnya setelah melakukan uji terbang adalah mempersiapkan rencana implementasi. Dipimpin oleh Kementerian Maritim dan Investasi, peta jalan penerapan SAF saat ini sedang disusun, termasuk strategi implementasinya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan perspektif berbeda terhadap strategi implementasi SAF di Indonesia. Kajian dilakukan dengan mengkaji analisis PESTLE dan analisis Forces Porter 5 untuk memahami kondisi yang ada di Indonesia. Kemudian perencanaan skenario dihasilkan dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat seperti produsen & pemasok bahan bakar minyak penerbang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perhubungan, OEM pesawat terbang, akademisi dan maskapai penerbangan di Indonesia. Ada 11 kekuatan pendorong(driving forces) yang diidentifikasi dalam penelitian ini. Empat skenario disusun dengan menggabungkan faktor pendorong paling berpengaruh yaitu harga SAF dan faktor pendorong paling tidak pasti yaitu regulasi bagi maskapai penerbangan. Skenario yang diinginkan untuk masa depan ditentukan oleh orang yang diwawancarai kemudian ditandai sebagai kondisi ideal di masa depan. Kondisi ideal dan kondisi eksisting dibandingkan untuk mencari kesenjangan. Kemudian kesenjangan tersebut dinilai menggunakan matriks TOWS untuk menentukan strategi implementasi di PT Pertamina (persero) group.