Penelitian ini mengeksplorasi adopsi strategis Bitcoin oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia
dan potensinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dimana itu adalah cost-of-capital. Dengan
menggabungkan pendekatan studi kasus kualitatif dengan Analytical Hierarchy Process (AHP),
penelitian ini mengkaji persepsi dan strategi para pemimpin bisnis mengenai integrasi Bitcoin ke
dalam struktur permodalan perusahaan. Temuan menunjukkan bahwa meskipun terdapat minat
yang meningkat, tingkat adopsi di antara perusahaan Indonesia masih rendah dibandingkan
dengan rekan-rekan globalnya karena ketidakpastian regulasi, kurangnya standar akuntansi yang
jelas, kesiapan infrastruktur yang terbatas, dan persepsi publik yang beragam.
Analisis AHP menunjukkan bahwa mitigasi risiko, penerimaan pemangku kepentingan, dan tren
harga menjadi prioritas utama bagi perusahaan yang mempertimbangkan integrasi Bitcoin. Studi
ini mengusulkan pendekatan seimbang, yang menggabungkan alokasi konservatif, diversifikasi
strategis, dan ekspansi terukur, sebagai jalur yang paling sesuai untuk perusahaan Indonesia.
Untuk merealisasikan potensi Bitcoin sebagai aset strategis dan lindung nilai inflasi, penelitian
ini menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang mencakup kolaborasi regulasi,
pengembangan infrastruktur, edukasi, manajemen risiko, dan pengujian di dunia nyata.
iv
Studi ini berkontribusi pada pemahaman tentang implikasi strategis dari adopsi cryptocurrency
dan memberikan panduan bagi perusahaan, pembuat kebijakan, dan peneliti yang menavigasi
lanskap yang sedang berkembang ini. Temuan ini menyoroti pentingnya menciptakan ekosistem
yang mendukung untuk mendorong adopsi Bitcoin secara luas sebagai aset perusahaan di
Indonesia, meningkatkan ketahanan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Dengan memanfaatkan wawasan dari penelitian ini dan menumbuhkan lingkungan yang kondusif,
perusahaan Indonesia dapat secara strategis memposisikan diri mereka untuk memanfaatkan
manfaat Bitcoin dan memperkuat ketahanan finansial mereka.