digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Calista Angkasa Putri
PUBLIC Alice Diniarti

Healing forest merupakan aktivitas individu atau kelompok yang terlibat dalam pengalaman multisensorik yang mendalam di hutan dan lingkungan alami dan semi-alami lainnya untuk mencapai kesehatan mental dan fisik serta hasil kesejahteraan lainnya. Pada penelitian ini, Wana Wisata Gunung Puntang dijadikan lokasi untuk perancangan healing forest karena memiliki keindahan alam yang dapat menyediakan keindahan alam dan jasa ekosistem terutama healing services yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sehingga berdampak positif bagi kesehaatan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian karakteristik lingkungan fisik dari lokasi penelitian sebagai lokasi healing forest dengan berlandaskan standar yang ditetapkan pada SNI 9006:2021, serta menentukan waktu, spot, dan jalur yang paling efisien untuk dilaksanakan kegiatan healing forest. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbasis pengolahan spasial dengan meng-overlay seluruh parameter yang digunakan, yaitu kelerengan, GRVI, suhu, kelembaban, kecepatan angin, kandungan ion negatif, dan kebisingan sebagai variabel independen yang akan mempengaruhi kesesuaian, dan beberapa pengolahan statistik seperti Scenic Beauty Estimation (SBE), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan regresi linear berganda. Hasil analisis kesesuaian karakteristik lingkungan fisik didapatkan waktu yang paling sesuai untuk kegiatan healing forest adalah pagi hari, dengan rata-rata persentase kelas sangat sesuai dari 5 variabel adalah 100% dan faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan kesesuaian antara pagi, siang, dan sore adalah parameter kebisingan dengan nilai p-value pada pagi dan siang hari paling rendah yaitu secara berturut-turut adalah 4,17E-09 dan 5.83E-14. Berdasarkan hasil analisis SBE, didapatkan kelas kualitas estetika tinggi memiliki nilai SBE yang positif dimiliki oleh spot 3, 6, 8, 10, dan 11. Dari titik lokasi potensi yang telah ditentukan maka dapat ditentukan pula jalur yang paling optimal, yaitu jalur dengan jarak tempuh 1014 m.