Kecerdasan buatan (AI), khususnya GEN AI, telah mengakselerasi pengembangan
usaha dan layanan, mendorong perusahaan untuk meningkatkan dan
mengembangkan perbaikan layanan dan model bisnis baru. Pengembangan model
bisnis telah mempengaruhi secara positif para pengguna dan peneliti,
mempercepat proses bisnis, menghasilkan manfaat bagi manajemen, dan
menciptakan nilai untuk kepuasan pelanggan. Pasar global AI memiliki valuasi
sebesar USD 454,12 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai
sekitar USD 2,575,16 miliar hingga tahun 2032, dengan tingkat pertumbuhan
tahunan gabungan (CAGR) 19% dari 2023 hingga 2032. Amerika Utara
menghasilkan lebih dari 36,84% dari pangsa pasar pada tahun 2022, dan pasar
Asia-Pasifik diperkirakan akan berkembang dengan CAGR tertinggi 20,3% dari
2023 hingga 2032. AI diterapkan untuk meningkatkan bisnis model beberapa
industri seperti kesehatan untuk membuat citra/gambar muskuloskeletal, otomotif,
perbankan, keuangan, manufaktur, agrifood, aerospace, ritel, dan banyak lagi.
Sebagian besar sektor bergantung pada terobosan teknologi. Implementasi AI di
perusahaan energi terjadi pada berbagai segmen energi seperti transformasi
energi, transformasi digital, integrasi, berbagai sektor sektor energi lainnya dan
transportasi.
PT PLN (Persero) dapat meningkatkan Customer Experience (CX) dengan
meningkatkan kinerja operasional, produktivitas, kepuasan pelanggan, dan
transformasi dengan memanfaatkan pertumbuhan teknologi AI, khususnya Gen AI.
CX mendorong pertumbuhan, profit/laba, dan kesuksesan. Perusahaan berencana
untuk memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan CX di seluruh mata rantai
jaringan, pelanggan, dan fungsi dukungan. Namun, terlepas dari rencana strategis
yang sudah jelas, transisi ke CX yang lebih terintegrasi dengan AI menghadapi
tantangan lapangan, terutama menindaklanjuti keluhan pelanggan dalam jumlah
dan variasi cara berinteraksi yang terkadang berbeda pendekatannya. Saat ini,
perusahaan sedang berjuang untuk menangani keluhan pelanggan.
iv
Perusahaan mengalami kinerja buruk dengan skor 89.16% dari maksimal 100%
dan membuat pelanggan merasakan pengalaman negatif.
Untuk memperbaiki kinerja buruk, penulis melakukan penelitian dan diskusi dalam
bentuk grup (Focus Group Discussion/FGD) menggunakan metode eksploratif dan
berhasil mengidentifikasi delapan area perbaikan untuk menerapkan AI. Penulis
berfokus pada pengambilan keputusan terhadap pilihan area-area tersebut setelah
mensintesisnya dengan faktor-faktor penentu keberhasilan yang paling penting dan
berpengaruh (Critical Succes Factor/CSF) agar implementasi menjadi sukses.
Dengan demikian, CSF harus disusun dengan baik dari awal untuk memastikan
implementasi berhasil. Hal ini diperlukan karena CSF untuk meningkatkan CX
pada perusahaan listrik di penelitian-penelitian sebelumnya belum menjelaskan
dengan detail sehingga pemahaman penulis menjadi tidak memadai dan tidak
cukup untuk membantu memperbaiki kinerja buruk perusahaan. Oleh karena itu,
penulis menyerukan penelitian dan melakukan penelitian secara kualitatif untuk
menilai apakah AI adalah solusi untuk mengatasi kinerja buruk dan penelitian
secara kuantitatif untuk mengevaluasi CSF dan fokus pada area-area perbaikan
untuk menerapkan AI. Dokumen ini menjawab seruan tersebut dimana penulis tidak
hanya memvalidasi solusi AI, CSF, dan area perbaikan, tetapi juga membobot dan
memprioritaskan secara matematis menggunakan Proses Hierarki Analisis
(Analytical Hierarchy Process/AHP) dengan bantuan sepuluh ahli agar pembuat
keputusan menjadi lebih mudah dalam memutuskan area perbaikan untuk
implementasi AI.
Hasil dari AHP tersebut dapat membimbing dan membantu pembuat keputusan
untuk memprioritaskan tindakan, mengoptimalkan sumber daya, dan memastikan
penyesuaian dengan tujuan strategis dari delapan area perbaikan. AHP
mengategorikan, mengevaluasi, dan mengurutkan area-area tersebut dengan
metode pembobotan, setelah sebelumnya mengujinya terhadap CSF yang
mempengaruhi CX.
Penulis mengidentifikasi tantangan kritis dan peluang strategis menggunakan
diagram Fishbone/Ishikawa, grafik Pareto, analisis rantai nilai (Value Chain),
analisis PESTEL, dan analisis SWOT. Integrative Strategy Framework (ISF) juga
digunakan untuk menggabungkan analisis strategi internal dan eksternal.
Akhirnya, penulis menggunakan AHP dan Likert untuk mengurutkan dan
memprioritaskan area perbaikan untuk implementasi AI.
Temuan yang paling signifikan dari penelitian ini adalah kriteria paling utama
untuk implementasi AI dalam meningkatkan CX adalah kriteria AI berdampak
secara langsung pada pelanggan (Direct Impact to Customer), dengan bobot
sebesar 28,54% dibandingkan kriteria lainnya. Selain itu, dalam penelitian ini
didapatkan bahwa Customer Service Support merupakan area perbaikan dengan
dampak langsung tertinggi pada pelanggan dengan bobot 14,63% dibandingkan
area lain, yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan listrik, kepuasan
pelanggan, dan efisiensi operasional.