Meja dan kursi Sekolah Dasar di Indonesia telah banyak menyebabkan postur
duduk buruk karena kurang memadai dalam memenuhi kebutuhan ergonomi para
siswanya. Terlebih, meja dan kursi pada Sekolah-sekolah Dasar di Indonesia
umumnya merupakan produk buatan luar negeri atau mengacu pada standar-standar
luar negeri. Sehingga menyebabkan ketidaksesuaian terhadap dimensi
antropometri, kebiasaan dan kebutuhan ajar serta konteks permasalahan tipikal
pada ruang kelas di Indonesia. Kesenjangan dimensi antropometri paling banyak
ditemukan pada siswa Sekolah Dasar tingkat 1 dan 2 terhadap dimensi ketinggian
kursi, kedalaman kursi serta ketinggian meja.
Ketidaksesuaian dimensi menghasilkan postur duduk yang buruk, postur duduk
yang buruk menyebabkan proses belajar-mengajar menjadi tidak kondusif.
Sementara itu ketidaksesuaian fungsi desain meja dan kursi terhadap kebiasaan dan
kebutuhan ruang kelas di Indonesia menyebabkan meja dan kursi cepat rusak,
disfungsi serta ruang gerak menjadi tidak efisien. Untuk itu, tesis ini bertujuan
untuk menstudi dan merancang meja dan kursi sekolah bagi siswa tingkat 1 dan 2
yang memenuhi kriteria dimensi ergonomi, melengkapi keterbatasan ruang kelas
SD Negeri di Indonesia serta sesuai dengan aktivitas belajar pada kurikulum
Merdeka.
Metode penelitian dilakukan melalui wawancara, observasi, pengukuran
antropometri dari sampel siswa tingkat 1 dan 2 SDN 100 Cipedes serta dimensi
meja dan kursi dan ruang kelas eksisting. Data penelitian kemudian dikaji dan
diolah berdasarkan teori ergonomi dan perhitungan antropometri sehingga menjadi
dasar dari kriteria perancangan. Konsep desain berkembang dari studi konfigurasi
tipe ukuran yang memadai bagi siswa SD tingkat 1 dan 2, studi cara user
menggunakan produk ergonomi, serta kesesuaian dengan konteks pembelajaran di
Indonesia. Sehingga menghasilkan luaran sebagai berikut: desain meja dan kursi
dengan fitur adjustable yang dapat disesuaikan menjadi 3 tipe ukuran seat height,
seat depth, dan backrest height serta 2 tipe ukuran desk height; desain modular dan
dapat menyesuaikan dengan variasi tata letak kurkulum Merdeka serta kondisi
ruang kelas yang sempit; desain dengan fitur adjustable yang mudah dioperasikan.
Dengan kriteria tersebut, perancangan dalam tesis ini menghasilkan prototipe dan
gambar 3 dimensi sebagai objek pengujian. Kemudian rancangan tersebut diuji
dengan metode observasi dan simulasi, dengan tujuan untuk mengukur kesesuaian
dimensi meja dan kursi rancangan terhadap antropometri siswa, kemudahan
penggunaan fitur adjustable oleh guru atau staf, serta kesesuaian meja dan kursi
rancangan dengan berbagai variasi tata letak ruang kelas kurikulum Merdeka dan
ukuran ruang kelas eksisting pada SDN 100 Cipedes. Pengujian dilakukan pada 9
siswa dari tingkat 1 dan 2 SD dan 1 staf dari SDN 100 Cipedes. Hasil dari pengujian
adalah: anak-anak dari usia 6 sampai 9 tahun bertambah tinggi sebanyak 1.5 sampai
10 cm selama 6 bulan; siswa Sekolah Dasar tingkat 1 dan 2 membutuhkan minimal
2 tipe kursi dan 2 tipe meja; ukuran seat height, seat depth serta desk height yang
sesuai sangat berpengaruh dalam mendukung pembentukan postur duduk yang
baik; desain meja dan kursi rancangan dapat menyesuaikan tata letak kegiatan
praktik kurikulum Merdeka; desain meja dan kursi juga membantu memaksimalkan
sirkulasi; fitur adjustable pada meja dan kursi dapat dioperasikan dalam durasi ±10
menit, durasi ini belum ideal namun masih dapat dikembangkan.