digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kekayaan intelektual (KI) di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar melalui komersialisasi KI. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial, pelaku industri kreatif berbasis KI dapat melakukan penetrasi pasar dengan modal yang relatif kecil. Hal ini menyebabkan makin maraknya KI berbasis karakter di Indonesia. Namun, peningkatan jumlah ini tidak diikuti dengan peningkatan daya saing pelaku industri, khususnya dalam komersialisasi KI. Cosmos, sebuah lembaga riset independen, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pelaku industri kreatif berbasis KI melalui riset dan publikasi. Meskipun Cosmos telah melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang memengaruhi komersialisasi KI, hasilnya masih bersifat hipotetis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian secara empiris untuk melihat hubungan dan signifikansi faktor-faktor tersebut. Penelitian ini menguji secara empiris faktor yang memengaruhi komersialisasi KI, diukur dari customer engagement dan brand loyalty sebuah KI. Model yang dikembangkan dari penelitian Cosmos sebelumnya diuji kepada 57 pelaku industri kreatif berbasis KI dan dianalisis menggunakan partial least square stuctural equation modeling (PLS-SEM). Hasil analisis menunjukkan brand community engagement dan brand storytelling secara langsung memengaruhi brand loyalty. Di sisi lain, co-branding dan channel mix memengaruhi brand loyalty secara tidak langsung dengan dimediasi customer engagement. Tingkat kepentingan dan performa faktor-faktor ini diukur menggunakan importance performance map analysis (IPMA) untuk menentukan area prioritas peningkatan. Hasil penelitian ini memberikan usulan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan pelaku industri kreatif berbasis KI yang dapat dilakukan Cosmos, yakni (1) penguatan keterikatan sosial KI dengan pengikut atau penggemarnya; (2) pembangunan cerita yang orisinal, konsisten, dan sederhana; (3) pengembangan kapabilitas untuk berkolaborasi dengan brand lain; dan (4) pemanfaatan berbagai kanal media sosial secara maksimal.