Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Kekayaan intelektual (KI) di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar melalui
komersialisasi KI. Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial, pelaku industri
kreatif berbasis KI dapat melakukan penetrasi pasar dengan modal yang relatif kecil. Hal ini
menyebabkan makin maraknya KI berbasis karakter di Indonesia. Namun, peningkatan
jumlah ini tidak diikuti dengan peningkatan daya saing pelaku industri, khususnya dalam
komersialisasi KI.
Cosmos, sebuah lembaga riset independen, bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pelaku industri
kreatif berbasis KI melalui riset dan publikasi. Meskipun Cosmos telah melakukan penelitian
terkait faktor-faktor yang memengaruhi komersialisasi KI, hasilnya masih bersifat hipotetis.
Oleh karena itu, diperlukan pengujian secara empiris untuk melihat hubungan dan
signifikansi faktor-faktor tersebut.
Penelitian ini menguji secara empiris faktor yang memengaruhi komersialisasi KI, diukur
dari customer engagement dan brand loyalty sebuah KI. Model yang dikembangkan dari
penelitian Cosmos sebelumnya diuji kepada 57 pelaku industri kreatif berbasis KI dan
dianalisis menggunakan partial least square stuctural equation modeling (PLS-SEM). Hasil
analisis menunjukkan brand community engagement dan brand storytelling secara langsung
memengaruhi brand loyalty. Di sisi lain, co-branding dan channel mix memengaruhi brand
loyalty secara tidak langsung dengan dimediasi customer engagement. Tingkat kepentingan
dan performa faktor-faktor ini diukur menggunakan importance performance map analysis
(IPMA) untuk menentukan area prioritas peningkatan.
Hasil penelitian ini memberikan usulan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan
pelaku industri kreatif berbasis KI yang dapat dilakukan Cosmos, yakni (1) penguatan
keterikatan sosial KI dengan pengikut atau penggemarnya; (2) pembangunan cerita yang
orisinal, konsisten, dan sederhana; (3) pengembangan kapabilitas untuk berkolaborasi
dengan brand lain; dan (4) pemanfaatan berbagai kanal media sosial secara maksimal.