digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Elvana Sport merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dengan memproduksi peralatan bulutangkis seperti tas, celana, kaus kaki, dan grip raket bulutangkis. Selama tujuh tahun terakhir, Elvana Sport mengalami penurunan penjualan akibat beberapa hal yang dianalisis menggunakan analisis akar masalah, seperti belum terdefinisinya visi, misi, hingga strategi perusahaan, tidak terdapatnya struktur organisasi formal, dan perusahaan tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Untuk menanggapi berbagai masalah tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi kondisi aktual dari desain organisasi menggunakan Model STAR yang terdiri dari aspek struktur, proses, strategi, imbalan, dan sumber daya manusia pada Elvana Sport, serta merancang organisasi khususnya pada aspek strategi, proses, dan struktur bagi Elvana Sport berdasarkan kondisi aktual perusahaan. Pada identifikasi kondisi aktual saat ini dari Elvana Sport yang dianalisis pada tahap analyzing the current organization berdasarkan aspek-aspek Model STAR, Elvana Sport belum memiliki strategi perusahaan, tidak memiliki struktur perusahaan dan hierarki kepemimpinan secara formal, belum memiliki dokumentasi proses bisnis formal, telah terdapat sistem penggajian, tetapi belum terdapat sistem bonus dan promosi, serta tidak terdapat proses rekrutmen, kriteria, dan pelatihan karyawan secara formal. Perumusan desain organisasi pada tahap defining the organization’s strategy diawali dengan pemetaan kondisi internal dan eksternal organisasi menggunakan analisis rantai nilai, analisis PESTLE, dan analisis Porter’s Five Forces yang menghasilkan 5 poin kelebihan, 6 poin kekurangan, 6 poin peluang, dan 6 poin ancaman. Selanjutnya, dibentuk visi, misi, dan nilai perusahaan berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Elvana Sport sebagai landasan perumusan strategi korporasi dan strategi bisnis Elvana Sport menggunakan metode QSPM dengan pembobotan AHP yang menghasilkan strategi korporasi growth & renewal serta strategi bisnis diferensiasi. Selanjutnya, dirumuskan strategi fungsional menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan 10 strategi fungsional dengan hasil agregasi strategi yang menghasilkan 5 strategi fungsional, yaitu strategi pemasaran digital terpadu, strategi loyalitas pelanggan dan komunitas, strategi restrukturisasi dan standardisasi operasional, strategi kemitraan strategis dan aliansi eksternal, serta strategi inovasi produk dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Kemudian, berdasarkan strategi tersebut, dirumuskan tujuan dan objektif organisasi menggunakan metode SMART. Selanjutnya, pada aspek proses atau tahap identifying the required capabilities dilakukan perancangan proses bisnis usulan yang diawali dengan pemetaan proses bisnis aktual. Kemudian, berdasarkan strategi, tujuan, dan objektif perusahaan dirumuskan proses bisnis usulan menggunakan standar PCF APQC dengan menggunakan kerangka cross industry. Selanjutnya, berdasarkan proses bisnis usulan tersebut dirancang struktur organisasi pada tahap designing the organization structure dengan melalui proses keterkaitan proses bisnis, departementalisasi, dan pemetaan tingkat tanggung jawab sehingga dihasilkan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari Direktur Utama, 3 departemen, dan 9 divisi. Selanjutnya, berdasarkan proses bisnis dan jabatan fungsi pada tahapan defining roles and responsibilities dilakukan penjabaran tugas pokok dan fungsi setiap fungsi serta pembentukan key performance indicators pada tahapan developing rewards and measurement system.