Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Elvana Sport merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dengan
memproduksi peralatan bulutangkis seperti tas, celana, kaus kaki, dan grip raket
bulutangkis. Selama tujuh tahun terakhir, Elvana Sport mengalami penurunan penjualan
akibat beberapa hal yang dianalisis menggunakan analisis akar masalah, seperti belum
terdefinisinya visi, misi, hingga strategi perusahaan, tidak terdapatnya struktur organisasi
formal, dan perusahaan tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Untuk
menanggapi berbagai masalah tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan
mengidentifikasi kondisi aktual dari desain organisasi menggunakan Model STAR yang
terdiri dari aspek struktur, proses, strategi, imbalan, dan sumber daya manusia pada Elvana
Sport, serta merancang organisasi khususnya pada aspek strategi, proses, dan struktur bagi
Elvana Sport berdasarkan kondisi aktual perusahaan.
Pada identifikasi kondisi aktual saat ini dari Elvana Sport yang dianalisis pada tahap
analyzing the current organization berdasarkan aspek-aspek Model STAR, Elvana Sport
belum memiliki strategi perusahaan, tidak memiliki struktur perusahaan dan hierarki
kepemimpinan secara formal, belum memiliki dokumentasi proses bisnis formal, telah
terdapat sistem penggajian, tetapi belum terdapat sistem bonus dan promosi, serta tidak
terdapat proses rekrutmen, kriteria, dan pelatihan karyawan secara formal. Perumusan
desain organisasi pada tahap defining the organization’s strategy diawali dengan pemetaan
kondisi internal dan eksternal organisasi menggunakan analisis rantai nilai, analisis
PESTLE, dan analisis Porter’s Five Forces yang menghasilkan 5 poin kelebihan, 6 poin
kekurangan, 6 poin peluang, dan 6 poin ancaman. Selanjutnya, dibentuk visi, misi, dan
nilai perusahaan berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Elvana Sport sebagai
landasan perumusan strategi korporasi dan strategi bisnis Elvana Sport menggunakan
metode QSPM dengan pembobotan AHP yang menghasilkan strategi korporasi growth &
renewal serta strategi bisnis diferensiasi. Selanjutnya, dirumuskan strategi fungsional
menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan 10 strategi fungsional dengan hasil
agregasi strategi yang menghasilkan 5 strategi fungsional, yaitu strategi pemasaran digital
terpadu, strategi loyalitas pelanggan dan komunitas, strategi restrukturisasi dan
standardisasi operasional, strategi kemitraan strategis dan aliansi eksternal, serta strategi
inovasi produk dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Kemudian, berdasarkan strategi
tersebut, dirumuskan tujuan dan objektif organisasi menggunakan metode SMART.
Selanjutnya, pada aspek proses atau tahap identifying the required capabilities dilakukan
perancangan proses bisnis usulan yang diawali dengan pemetaan proses bisnis aktual.
Kemudian, berdasarkan strategi, tujuan, dan objektif perusahaan dirumuskan proses bisnis
usulan menggunakan standar PCF APQC dengan menggunakan kerangka cross industry.
Selanjutnya, berdasarkan proses bisnis usulan tersebut dirancang struktur organisasi pada
tahap designing the organization structure dengan melalui proses keterkaitan proses bisnis,
departementalisasi, dan pemetaan tingkat tanggung jawab sehingga dihasilkan struktur
organisasi fungsional yang terdiri dari Direktur Utama, 3 departemen, dan 9 divisi.
Selanjutnya, berdasarkan proses bisnis dan jabatan fungsi pada tahapan defining roles and
responsibilities dilakukan penjabaran tugas pokok dan fungsi setiap fungsi serta
pembentukan key performance indicators pada tahapan developing rewards and
measurement system.