Layanan TI yang disediakan oleh bisnis merepresentasikan otomasi proses yang
mereka jalankan guna memenuhi kebutuhan-kebutuan pelanggan. Identifikasi
proses bisnis yang ada dan ketelitian dalam menentukan keterkaitan diantaranya
menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan layanan bisnis yang terus
berkembang dan menjadi lebih kompleks. Tentu saja, perkembangan tersebut
memberikan dampak yang signifikan terhadap penyediaan layanan TI yang relevan.
Layanan TI pada terminologi Service-Oriented Architecture (SoA) merupakan
komponen perangkat lunak yang mampu mengekspos layanan bisnis serta
didistribusikan dan disediakan atau dikontrol oleh organisasi. Pengembangan
layanan TI, sesuai dengan tujuan komputasi layanan, harus mampu menjembatani
kesenjangan antara TI dan bisnis dengan teknologi utama yang dapat dipilih untuk
mewujudkannya adalah layanan web. Dari berbagai pendekatan atau gaya
arsitektural yang tersedia untuk mengembangkan layanan web, REST atau juga
yang lebih umum dikenal dengan web API, menjadi pilihan yang paling banyak
diadopsi oleh pengembang perangkat lunak dalam satu dekade terakhir. Sebagai
sebuah perangkat lunak, layanan web menyediakan antarmuka yang dapat
dipelajari oleh pengguna layanan melalui penyediaan sebuah deskripsi layanan.
Deskripsi layanan menjadi komponen utama dan memiliki peran penting dalam
merancang kombinasi beragam layanan melalui komposisi layanan. Kapabilitas
web API -yang menjadi gaya arsitektur paling banyak dipilih oleh pengembang-
dijelaskan menggunakan OpenAPI Specification (OAS) sebagai standar dalam
menyajikan deskripsi layanan. Dokumen OAS yang disediakan oleh penyedia
layanan menjadi basis pengetahuan yang dapat dikelola oleh pengguna layanan
dalam repositori layanannya.
Untuk memenuhi perkembangan layanan bisnis yang semakin kompleks, bisnis
harus terus berupaya mencari cara yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan
kumpulan layanan web yang dimilikinya maupun layanan web yang disediakan
oleh bisnis lain. Komposisi layanan yang menggabungkan beberapa layanan web
untuk memenuhi layanan bisnis yang semakin kompleks menjadi pilihan untuk
menjawab tantangan tersebut. Dengan menerapkan komposisi layanan,
pengembangan layanan TI dapat dilakukan dengan cepat karena tidak semua fungsi
bisnis harus dibangun dari awal serta lebih hemat karena dapat menggunakan
layanan TI yang telah disediakan oleh bisnis lain. Merancang sebuah layanan baru
ii
(layanan komposit) melalui komposisi layanan memerlukan pemahaman yang
komprehensif baik dari aspek bisnis maupun TI. Pada organisasi penyedia layanan,
setidaknya terdapat domain expert yang menguasai kebutuhan high-level bisnis dan
software engineer yang menguasai pengembangan perangkat lunak dalam bentuk
layanan web. Kedua pihak tersebut harus dapat bekerjasama sehingga komposisi
layanan dapat bekerja secara efektif. Adanya kesenjangan pengetahuan antara
masing-masing dapat menjadi penghambat dalam keberhasilan komposisi layanan.
Untuk itu, pada penelitian ini diusulkan sebuah model konseptual pengembangan
layanan komposit yang dapat digunakan sebagai acuan bagi domain expert maupun
software engineer dalam merancang, memodelkan, serta mengembangkan layanan
komposit. Selain itu, untuk meningkatkan pemaknaan (semantik) deskripsi layanan
sesuai dengan standar OAS, diusulkan peningkatan OAS sehingga dapat
mendeksripsikan layanan semantik dan menjadikannya sebagai kumpulan (dataset)
semantik layanan web.
Sebagai proof-of-concept, dikembangkan dua purwarupa, yaitu sistem layanan
kelas virtual dan penerjemah semantik layanan web. Sistem layanan kelas virtual
dikembangkan untuk membuktikan bahwa model konseptual pengembangan
layanan komposit dapat diterapkan, sedangkan penerjemah semantik layanan web
dikembangkan untuk mengkonversi dokumen OAS menjadi semantik layanan web
secara otomatis. Purwarupa penerjemah semantik layanan web diuji dengan cara
mengekstrak sebanyak 106 dokumen OAS yang didapatkan melalui APIs.guru
dalam kurun waktu 05-10 Mei 2021. Hasilnya, didapatkan 14.213 triple RDF dalam
format turtle sebagai dataset semantik layanan web yang dapat menjadi basis
pengetahuan bagi pengguna layanan ketika ingin mencari kandidat layanan yang
dibutuhkan dalam proses komposisi layanan. Selain itu, penggunaan basis data
sebagai perantara dalam proses konversi dokumen OAS menjadi semantik layanan
web mampu memberikan rata-rata efisiensi sebesar 14,59% dibandingkan jika tidak
menerpkan penggunaan kembali skema data yang sama. Sistem layanan kelas
virtual yang telah dikembangkan dapat diakses melalui https://smartcampus.my.id
dan digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan/bootcamp yang diselenggarakan
oleh Cyber Security Center Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Teknologi Bandung, Research Alliance Ko+Lab Fakultas Ilmu Terapan Universitas
Telkom, dan Universitas Kristen Teknologi Solo pada rentang tanggal 31 Juli 6
September 2023 dengan melibatkan 151 peserta didik dan 6 pengajar. Untuk
menguji penerimaan pengguna pada sistem layanan kelas virtual, dilakukan
pengukuran penerimaan teknologi menggunakan kerangka kerja UTAUT.
Pengukuran dilakukan untuk membuktikan pengaruh construct yang memberikan
dampak pada niat (behavioral intentions/BI) dan kebiasaan (use behavior/UB)
menggunakan sistem layanan kelas virtual dalam jangka panjang oleh peserta didik.
Hasilnya, ditemukan kesimpulan bahwa BI ditentukan oleh performance
expectancy (PE) dan technology integration (TI), sedangkan UB dipengaruhi oleh
behavioral intentions (BI) dan TI.