digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Mero Sekawan Jaya merupakan perusahaan manufaktur bahan-bahan pembuat kue, seperti pengembang, pelembut, dan isian kue. Perusahaan memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Calf Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur keju dan PT Mercolade Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur cokelat. Ketiga perusahaan tersebut menggunakan berbagai jenis mesin dan peralatan dengan spesifikasi berbeda dalam memproduksi produknya. Walaupun demikian, dalam kegiatan perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan, ketiga perusahaan menggunakan beberapa suku cadang yang memiliki profil serupa. Namun, informasi mengenai suku cadang tersebut dimuat pada sistem informasi yang berbeda antar-departemen dan perusahaan, dengan format yang berbeda pula. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sistem informasi terintegrasi dalam mempermudah komunikasi dan koordinasi untuk mengelola suku cadang perusahaan secara kolaboratif yang memungkinkan penataan ulang proses bisnis suku cadang antar-departemen dan perusahaan secara efisien. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan metodologi Rapid Application Development (RAD) yang terdiri atas tahapan perencanaan, analisis dan perancangan, pengembangan, dan implementasi. Pertama, penataan ulang proses bisnis dimodelkan dengan menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Kemudian, pemodelan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan context diagram, decomposition diagram, dan data flow diagram yang divisualisasikan pada system flow yang telah diverifikasi oleh pemangku kepentingan. Di sisi lain, pemodelan sistem basis data dilakukan dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang dibangun menggunakan perangkat lunak DBMS, yaitu SQL Server Management Studio pada server SQL Express. Terakhir, Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja ASP.NET pada IDE Microsoft Visual Studio. Hasil perbaikan proses bisnis ini meliputi proses bisnis permintaan, pemenuhan (termasuk peminjaman), pembelian (termasuk pembelian kolektif), penerimaan, dan pelaporan suku cadang. Pemodelan aliran data menghasilkan lima sub-sistem pada sistem informasi, yaitu sub-sistem penerimaan, permintaan, pengelolaan, pembelian, dan pelaporan suku cadang. Pengembangan sistem dilakukan berdasarkan hasil verifikasi system flow dengan mekanisme pemrograman krusial yang terdiri atas mekanisme pengambilan data, penambahan data baru, pembaruan data, dan logika pemrograman. Pemrograman dilakukan baik pada antarmuka sistem dengan memanfaatkan bahasa HTML, CSS, dan JavaScript, maupun backend (server) sistem dengan bahasa pemrograman C# dan SQL. Hasil pengembangan sistem informasi ini telah divalidasi oleh pemangku kepentingan sistem.