Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Mero Sekawan Jaya merupakan perusahaan manufaktur bahan-bahan pembuat
kue, seperti pengembang, pelembut, dan isian kue. Perusahaan memiliki dua anak
perusahaan yaitu PT Calf Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur keju dan
PT Mercolade Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur cokelat. Ketiga
perusahaan tersebut menggunakan berbagai jenis mesin dan peralatan dengan
spesifikasi berbeda dalam memproduksi produknya. Walaupun demikian, dalam
kegiatan perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan, ketiga perusahaan
menggunakan beberapa suku cadang yang memiliki profil serupa. Namun,
informasi mengenai suku cadang tersebut dimuat pada sistem informasi yang
berbeda antar-departemen dan perusahaan, dengan format yang berbeda pula. Oleh
karena itu, diperlukan pengembangan sistem informasi terintegrasi dalam
mempermudah komunikasi dan koordinasi untuk mengelola suku cadang
perusahaan secara kolaboratif yang memungkinkan penataan ulang proses bisnis
suku cadang antar-departemen dan perusahaan secara efisien.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan metodologi Rapid Application
Development (RAD) yang terdiri atas tahapan perencanaan, analisis dan
perancangan, pengembangan, dan implementasi. Pertama, penataan ulang proses
bisnis dimodelkan dengan menggunakan Business Process Model and Notation
(BPMN). Kemudian, pemodelan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan
context diagram, decomposition diagram, dan data flow diagram yang
divisualisasikan pada system flow yang telah diverifikasi oleh pemangku
kepentingan. Di sisi lain, pemodelan sistem basis data dilakukan dengan
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang dibangun menggunakan
perangkat lunak DBMS, yaitu SQL Server Management Studio pada server SQL
Express. Terakhir, Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan
menggunakan kerangka kerja ASP.NET pada IDE Microsoft Visual Studio.
Hasil perbaikan proses bisnis ini meliputi proses bisnis permintaan, pemenuhan
(termasuk peminjaman), pembelian (termasuk pembelian kolektif), penerimaan,
dan pelaporan suku cadang. Pemodelan aliran data menghasilkan lima sub-sistem
pada sistem informasi, yaitu sub-sistem penerimaan, permintaan, pengelolaan,
pembelian, dan pelaporan suku cadang. Pengembangan sistem dilakukan
berdasarkan hasil verifikasi system flow dengan mekanisme pemrograman krusial
yang terdiri atas mekanisme pengambilan data, penambahan data baru, pembaruan
data, dan logika pemrograman. Pemrograman dilakukan baik pada antarmuka
sistem dengan memanfaatkan bahasa HTML, CSS, dan JavaScript, maupun
backend (server) sistem dengan bahasa pemrograman C# dan SQL. Hasil
pengembangan sistem informasi ini telah divalidasi oleh pemangku kepentingan
sistem.