digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Shierly Marcella
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Gangguan mental dimanifestasikan sebagai salah satu gangguan otak karena dapat mengakibatkan perubahan struktur, aktivitas kimiawi, serta fungsi otak salah satunya fungsi memori dan kognisi yang dapat memengaruhi penurunan prestasi akademik. Menurut I-NAMHS (2022), satu dari tiga remaja di Indonesia mengalami gangguan mental. Gangguan otak akibat gangguan mental dapat dianalisis menggunakan perangkat elektroensefalogram (EEG), teknologi brain imaging yang dapat memperlihatkan aktivitas elektrikal otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh gangguan mental pada 9 naracoba, yakni mahasiswa ITB (berusia 18-22 tahun) terhadap fungsi kognitif terkait memori. Sebagai kontrol terdapat 5 subjek sehat. Pengukuran dilakukan berdasarkan nilai (log) power spectral density atau PSD yaitu kekuatan sinyal aktivitas otak pada setiap satuan frekuensi (?V2/Hz) dan hasil uji kognitif memori yang diberikan sebagai stimulus saat melakukan pengukuran melalui EEG klinis. Seluruh subjek diberikan dua macam pengukuran uji memori, yakni: (1) uji delayed recall verbal yang mengacu pada MoCA (Montreal Cognitive Assessment) dan (2) uji memori kombinasi huruf dan angka yang mengacu pada short-term memory (STM) test dari University of Washington diikuti dengan pengukuran EEG gelombang otak. Data sinyal gelombang otak diolah menggunakan software MATLAB dan EEGLAB, yang diawali dengan filtering pada frekuensi gelombang beta (13-30 Hz) dan gamma (30-40 Hz). Berdasarkan hasil pengukuran gelombang beta dan gamma EEG antara kontrol dan naracoba, ditemukan perbedaan nyata (p<0.05) di kanal T3 dan T4 (temporal) pada semua hasil uji. Selain itu, perbedaan nyata juga ditemukan di kanal F7 untuk gelombang beta serta di kanal F7 dan F8 untuk gelombang gamma pada uji kombinasi. Namun demikian, hasil uji memori tidak menunjukkan perbedaan nyata antara kontrol dan naracoba. Hasil uji delayed recall pada kontrol sedikit lebih tinggi dibandingkan naracoba dan sedikit lebih rendah pada uji kombinasi tetapi tidak signifikan pada keduanya. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa gangguan mental memengaruhi aktivitas gelombang otak individu pada bagian yang terkait dengan fungsi memori, walaupun belum tentu memengaruhi kemampuan memori individu terkait secara uji tertulis.