digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Audiza Nadella
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Dalam berkehidupan, manusia selalu berdampingan dengan tiga tempat, yaitu tempat pertama (tempat tinggal), tempat ke-dua (tempat kerja), dan tempat ke-tiga. Lingkungan binaan dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan mental penggunanya. Kondisi dari lingkungan binaan, dalam hal ini tempat pertama, ke-dua, dan ke-tiga, dapat mempengaruhi penilaian kepuasan individu terhadap ke-tiga tempat tersebut. Persepsi terhadap kondisi lingkungan binaan, seperti tempat tinggal, tempat kerja, dan tempat ke-tiga, dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental individu. Saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh kelompok produktif, yaitu Generasi Millenial dan Generasi Z. Generasi tersebut merupakan generasi yang rentan terkena gangguan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari tempat pertama, ke-dua, dan ke-tiga dengan kesehatan mental khususnya pada Gen Z dan millennial di area Jakarta Raya. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji terkait kepuasan pada tempat pertama, ke-dua, dan ke-tiga beserta faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan. Meotde penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran sekuensial eksploratori. Tahap pertama dilakukan penelitian kualitatif kemudian temuan dikonfirmasi melalui penelitian tahap ke-dua: kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner online melalui jejaring sosial. Metode yang digunakan yaitu teknik non-random sampling dan teknik snowball sampling dengan memanfaatkan jaringan. Metode analisis yang digunakan untuk hasil penelitian tahap pertama yaitu analisis isi tipe campuran conventional content analysis dan directed content analysis. Pada penelitiann tahap ke-dua menggunakan analisis faktor dan analisis regresi multivariat. Temuan penelitian tahap pertama mengungkap kategori kualitas tempat yang mengakibatkan kepuasan. Tempat pertama memiliki 8 kategori, yaitu ‘karakteristik unit hunian’, ‘lokasi dan aksesibilitas’, ‘lingkungan sosial’, ‘kualitas lingkungan sekitar’, ‘sarana dan prasarana’, ‘pengelolaan hunian’, ‘utilitas’, dan ‘status kepemilikan’. Tempat ke-dua memiliki 13 kategori, yaitu ‘desain dan tata letak kantor’, ‘kualitas ruang’, ‘lingkungan sosial’, ‘lokasi dan fasilitas lingkungan sekitar’, ‘sarana dan prasaran’, ‘kenyamanan visual’, ‘kebersihan dan keterawatan’, ‘kualitas akustik’, ‘personal kontrol’, ‘kenyamanan termal’, ‘kualitas bangunan gedung’, ‘pencahayaan’, dan ‘kualitas udara’. Tempat ke-tiga memiliki 10 kategori, yaitu ‘aspek rekreatif’, ‘kualitas tempat’, ‘lokasi dan aksesibilitas’, ‘aspek sosial’, ‘fitur desain’, ‘suasana lingkungan’, ‘fasilitas umum’, ‘aktivitas’, ‘biaya’, dan ‘pengelolaan’. Hasil pada penelitian tahap ke-dua mengungkap bahwa terdapat hubungan pengaruh kepuasan pada tempat pertama dan ke-dua dengan kesehatan mental. Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh kepuasan pada tempat ke-tiga dengan kesehatan mental. Pada tahap ini juga terungkap bahwa terdapat dua dimensi kualitas tempat pertama (dimensi lingkungan dan dimensi kualitas desain) yang mempengaruhi kepuasan pada tempat pertama; tiga dimensi kualitas tempat ke-dua (dimensi desain spasial, dimensi keterawatan, dan dimensi sosial) yang mempengaruhi kepuasan pada tempat ke-dua; dan tiga dimensi kualitas tempat ke-tiga (dimensi kualitas tempat, dimensi lingkungan, dan dimensi fasilitas) yang mempengaruhi kepuasan pada tempat ke-tiga.