Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep arsitektur regeneratif melalui perancangan hunian vertikal berbasis mass timber di Ibu Kota Nusantara (IKN), ibu kota baru Indonesia. Arsitektur regeneratif adalah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga berupaya memberikan kontribusi positif yang dapat memperbaiki ekosistem dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan latar belakang perpindahan ibu kota ke Kalimantan, yang dibangun dengan visi keberlanjutan, pemilihan material yang rendah emisi seperti mass timber menjadi krusial. Material ini dipilih karena kemampuannya untuk menyerap karbon, berkelanjutan, dan sesuai dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Penelitian ini mengangkat isu pentingnya pengurangan emisi karbon di sektor konstruksi, yang menyumbang sekitar 37% dari total emisi global, dan mengeksplorasi bagaimana penerapan mass timber dalam desain vertikal dapat menjadi solusi inovatif untuk mendukung visi keberlanjutan IKN.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisis literatur tentang arsitektur regeneratif, penilaian siklus hidup (Life Cycle Assessment/LCA), dan evaluasi efektivitas material. Penilaian siklus hidup diterapkan untuk mengukur emisi karbon dari tahap produksi hingga konstruksi bangunan dengan menggunakan mass timber sebagai material utama. Selain itu, penelitian ini juga menilai ketersediaan dan kualitas sumber daya kayu lokal di Indonesia, serta bagaimana material tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif tanpa merusak ekosistem hutan. Analisis preseden terhadap proyek-proyek serupa di negara lain memberikan wawasan tentang penerapan teknologi mass timber di bangunan tinggi dan menyoroti potensi adaptasinya di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mass timber dapat mengurangi emisi karbon total hingga 30% dibandingkan dengan metode konstruksi konvensional, sekaligus mengurangi limbah konstruksi dan meningkatkan efisiensi material.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan arsitektur regeneratif yang menggabungkan mass timber tidak hanya dapat memenuhi standar bangunan hijau tetapi juga berkontribusi terhadap transformasi ekologi dan sosial di IKN. Desain yang diusulkan mampu menurunkan jejak karbon secara signifikan, menciptakan ruang hidup yang lebih sehat, dan memperkuat hubungan antara manusia dan alam.
Dalam konteks pembangunan perkotaan di wilayah tropis, hasil penelitian ini memberikan panduan praktis bagi arsitek dan perencana kota dalam merancang bangunan yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga regeneratif, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dalam arsitektur regeneratif, serta mempromosikan penggunaan mass timber sebagai solusi konstruksi yang berkelanjutan di Indonesia dan wilayah tropis lainnya.