digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2024 SK PP Final Project_Rafael Abrahim Immanuel Purba_19221052
Terbatas Jufrizal Effendi, S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Fast Fashion dikenal sebagai salah satu jenis dari fesyen yang menunjukkan budaya baru dengan jenis pakaian yang simpel, yang mendapat antusiasme positif di Indonesia. Menurut Statista, Industri fast fesyen di Indonesia diperkirakan akan mencapai $9.51 miliar pada 2029, dengan tingkat CAGR sebesar 4.26%. Persaingan ketat di industri ini memaksa pelaku bisnis, termasuk UDo Innovate, untuk menggunakan strategi yang tepat. UDo Innovate, sebuah perusahaan fast fashion yang berkolaborasi dengan komunitas skateboard di Bandung juga mengalami permasalahan yang sama dalam melakukan strategi pemasaran. UDo Innovate mengalami penjualan rendah saat hanya menggunakan strategi pemasaran online, sehingga mereka ingin menerapkan strategi omnichannel dengan mengaktifkan platform offline. Namun, dalam pengaktifan strategi omnichannel, UDo Innovate belum melakukan studi kelayakan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi kelayakan keuangan untuk pengaktifan offline platform melalui pembangunan toko ritel. Analisis kelayakan keuangan ini akan dihitung menggunakan periode pengembalian modal, nilai bersih (NPV), dan pengembalian internal (IRR), serta mitigasi risiko akan menggunakan analisis skenario. Hasil penelitian menunjukkan UDo Innovate layak secara finansial untuk mendirikan toko offline pada tahun 2026, dengan periode pengembalian modal 1.66 tahun, NPV Rp583,921,410, dan IRR 49.53%. Opsi pendanaan yang digunakan adalah pinjaman dari Bank Mandiri dengan bunga 6% per tahun dan tingkat pajak 11%, menghasilkan WACC 5.63% yang lebih kecil dibandingkan penggunaan modal pemilik sepenuhnya sebesar 6.25%.