digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Veronika Dheta Kristami [27022001]
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Latar belakang penciptaan karya ini adalah mindfulness yaitu berkesadaran untuk menciptakan kesehatan, ketenangan, pandangan terang dan kebahagiaan. Rumusan masalah dari penciptaan karya adalah, “Bagaimana mewujudkan berkesadaran melalui karya?” Judul karya penulis adalah Ruang Kosong yang Ramai, dalam Pikiran Meditatif. Ruang Kosong yang Ramai dalam pengertian penulis adalah adanya kesadaran dan pikiran. Ruang adalah kesadaran manusia, tempat hilir mudik banyaknya pikiran yang lewat setiap harinya. Kosong adalah keadaan dimana manusia sering kali tidak sadar dengan kesadarannya, sehingga pikiran yang terus bermunculan itu tidak ada artinya karena nampak kosong. Keramaian yang penulis gambarkan di sini adalah hal positif, yang merupakan arti dari ‘Utuh’ itu sendiri, dimana manusia tidak dikendalikan oleh pikirannya, namun sebaliknya manusia yang mengendalikan pikirannya. Ruang Kosong yang Ramai menggambarkan keseharian penulis dimana melalui proyek ini penulis menemukan titik – titik meditatif tenang (samatha) dan terang (vipassana) yaitu teori berkesadaran diri sejati dari Buddha yang diaplikasikan pada metode terapeutik seni, dan autotelik seni. Pengkaryaan ini menerapkan 3 teori seni yaitu seni sebagai simbol, seni sebagai tanda, dan Surealisme. Metode yang digunakan secara sistematis adalah metode dari alur proses kreasi Hawkins, dimana terdapat 3 tahap yaitu mendapatkan inspirasi (ide), lalu perancangan dan terakhir perwujudan karya seni. Kesimpulan dari proses berkarya dan karya ini adalah berkarya dengan kedalaman diri, lewat pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan, memperoleh pesan dari semua momen yang terjadi. Kondisi meditatif menghadirkan ketenangan dan pikiran terang, sehingga semakin mengenal diri lebih dalam lagi dan bahagia setelah berkarya. Hasil akhir karya, diharapkan mampu mengajak penikmat karya untuk, merasakan mindfulness dengan mengamati dan berpikir, maksud dari mindfulness disini, orang dapat mengapresiasi karya, tetapi masih memiliki kebebasan untuk membuat penafsiran sesuai dengan pengalaman dan pengetahuannya, yang terpenting adalah mendapatkan inside, bahwa selalu ada makna dibalik hal-hal kecil, keseharian.