Dorongan dunia untuk mencapai tujuan Net Zero Emission di masa depan
menyebabkan transisi energi wajib dilakukan. Pembangkit berbasis bahan bakar
fosil harus diganti dengan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan. Di
Indonesia, pembangkit EBT yang banyak diminati adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Pembangkit
ini rentan dengan intermitensi cuaca yang menyebabkan fluktuasi daya. Fluktuasi
daya mempengaruhi deviasi frekuensi sistem yang harus beroperasi di kondisi
normal sesuai dengan Grid Code. Implementasi Automatic Dispatch Control
System bisa mengontrol daya pembangkit untuk mengatasi masalah frekuensi.
Dengan adanya ADCS, sistem bisa beroperasi secara otomatis dan terkontrol
menyesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi di sistem, misalnya seperti fluktuasi
daya akibat pembangkit intermiten. Pada penelitian ini, penerapan ADCS untuk
kontrol dispatch pembangkit diesel dan Battery Energy Storage System (BESS)
akan dikaji. Kontrol ADCS dilakukan untuk respons waktu selama satu dan tiga
menit. Data rekaman fluktuasi dari PLTS dan PLTB diberikan selama 30 detik.
Pada kondisi tanpa ADCS, deviasi frekuensi sistem beroperasi di luar rentang
operasi normal akibat adanya power mismatch antara daya yang dijadwalkan
dengan daya realisasi karena fluktuasi daya dari pembangkit PLTS dan PLTB.
Dengan kontrol ADCS, fluktuasi daya bisa dikompensasi oleh PLTD dan BESS.
Analisis dispatch menggunakan analisis Discrete Fourier Transform (DFT) untuk
membagi sinyal power mismatch berfrekuensi tinggi dan rendah. Sinyal power
mismatch berfrekuensi tinggi akan digunakan sebagai dispatch BESS, sedangkan
yang berfrekuensi rendah akan digunakan sebagai dispatch PLTD. Hasil penelitian
menunjukkan respons ADCS untuk respons waktu satu menit lebih baik dari tiga
menit.