digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Dorongan dunia untuk mencapai tujuan Net Zero Emission di masa depan menyebabkan transisi energi wajib dilakukan. Pembangkit berbasis bahan bakar fosil harus diganti dengan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan. Di Indonesia, pembangkit EBT yang banyak diminati adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Pembangkit ini rentan dengan intermitensi cuaca yang menyebabkan fluktuasi daya. Fluktuasi daya mempengaruhi deviasi frekuensi sistem yang harus beroperasi di kondisi normal sesuai dengan Grid Code. Implementasi Automatic Dispatch Control System bisa mengontrol daya pembangkit untuk mengatasi masalah frekuensi. Dengan adanya ADCS, sistem bisa beroperasi secara otomatis dan terkontrol menyesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi di sistem, misalnya seperti fluktuasi daya akibat pembangkit intermiten. Pada penelitian ini, penerapan ADCS untuk kontrol dispatch pembangkit diesel dan Battery Energy Storage System (BESS) akan dikaji. Kontrol ADCS dilakukan untuk respons waktu selama satu dan tiga menit. Data rekaman fluktuasi dari PLTS dan PLTB diberikan selama 30 detik. Pada kondisi tanpa ADCS, deviasi frekuensi sistem beroperasi di luar rentang operasi normal akibat adanya power mismatch antara daya yang dijadwalkan dengan daya realisasi karena fluktuasi daya dari pembangkit PLTS dan PLTB. Dengan kontrol ADCS, fluktuasi daya bisa dikompensasi oleh PLTD dan BESS. Analisis dispatch menggunakan analisis Discrete Fourier Transform (DFT) untuk membagi sinyal power mismatch berfrekuensi tinggi dan rendah. Sinyal power mismatch berfrekuensi tinggi akan digunakan sebagai dispatch BESS, sedangkan yang berfrekuensi rendah akan digunakan sebagai dispatch PLTD. Hasil penelitian menunjukkan respons ADCS untuk respons waktu satu menit lebih baik dari tiga menit.