digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gudang Cikampek PT Asahimas Flat Glass Tbk. membutuhkan manajemen persediaan yang baik dalam kegiatan hilirnya. Gudang Cikampek telah menggunakan metode FIFO. Namun, praktik FIFO tidak diterapkan secara efektif. Berdasarkan data historis, pada tahun 2023 rata-rata persentase Not FIFO adalah 1,69% untuk produk kaca lembaran. Sementara target Not FIFO mereka adalah 0,7%. Salah satu dampak dari Not FIFO adalah adanya produk yang lebih lama berada di gudang, mereka menyebutnya Slow-Moving Stock (SMS). Jika sebuah produk berada di gudang terlalu lama dan melewati masa penyimpanan, maka kualitasnya akan menurun. Sehingga perusahaan harus menjual produk kaca lembaran yang menjadi NG (Not Good) dengan harga diskon yang besar, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendapatan perusahaan. Selain itu, PT Asahimas Flat Glass Tbk. akan mengalami peningkatan biaya penyimpanan dan perawatan gudang yang menambah beban operasional yang berpengaruh pada arus kas perusahaan. Dampak lainnya warehouse operations yang terhambat, sulitnya mengambil produk dari gudang dan membuat proses pemuatan barang jadi untuk pengiriman menjadi terlambat. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari ketidakefektifan praktik FIFO eksisting, menentukan strategi alternatif untuk mencegah terjadinya Not FIFO yang lebih banyak, dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas praktik FIFO secara keseluruhan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan dan studi literatur. Pengolahan data kualitatif menggunakan 5-Whys Analysis sementara analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggabungkan metode Plan-Do-Check-Act (PDCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar permasalahan dari praktik FIFO yang tidak efektif disebabkan kurangnya kontrol terhadap praktik FIFO, Standard Operating Procedure (SOP) yang kurang detail. Hasil analisis kombinasi metode PDCA-AHP menghasilkan alternatif terbaik yang dipilih oleh perusahaan, yaitu dengan perbaikan FIFO Flow (43.7%). Dan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas praktik FIFO secara keseluruhan, dengan Standard Operating Procedure (SOP) melalui pengontrolan dan evaluasi secara berkala untuk mendukung perbaikan berkelanjutan. Rekomendasi strategi ini akan diformulasikan ke dalam Warehousing and Delivery Control Strategy, sehingga dapat membantu perusahaan untuk pengelolaan persediaan kaca yang lebih baik, dan menciptakan efisiensi operasional di gudang serta mempertahankan pendapatan yang lebih tinggi dan mencegah biaya operasional yang tidak perlu.