digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kereta listrik dipandang sebagai solusi ideal untuk mengurangi dampak negatif mobilitas perkotaan karena memiliki emisi yang rendah jika dibandingkan dengan transportasi lain berbasis mesin seperti motor, mobil dan bus. Hal ini dikarenakan kereta listrik mempunyai kapasitas penumpang yang besar selain itu sumber energi yang digunakan juga ramah lingkungan. Namun, sebagian besar listrik yang digunakan masih bersumber dari pembangkit berbahan bakar fosil, sehingga efisiensi konsumsi energi tetap menjadi tantangan. Selain itu, penghematan energi juga dapat mengurangi biaya operasional kereta listrik. Selanjutnya, penelitian ini berfokus pada optimasi profil kecepatan untuk meminimalkan konsumsi energi pada LRT Jabodebek. Strategi yang diterapkan adalah pengemudian hemat energi melalui optimasi profil kecepatan. Simulasi dilakukan untuk memodelkan gerak kereta antar stasiun dan menghasilkan keluaran berupa profil kecepatan, konsumsi energi dan waktu perjalanan. Profil kecepatan ini dioptimalkan menggunakan algoritma genetika untuk mencapai konsumsi energi yang rendah tanpa mengubah waktu perjalanan secara signifikan. Simulasi perjalanan kereta dilakukan dari Halim sampai dengan Jatimulya, dengan enam stasiun di antaranya yang disimulasikan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan data logger perjalanan kereta pada setiap antar stasiun yang mencakup profil kecepatan, konsumsi energi dan waktu perjalanan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa profil kecepatan simulasi mendekati profil data logger dengan persentase error waktu perjalanan tertinggi sebesar 1,44% dan terendah 0%. Konsumsi energi memiliki error tertinggi sebesar 11,14% dan terendah 2,84%. Secara keseluruhan perjalanan kereta dari Halim sampai Jatimulya, error waktu perjalanan adalah 0,17% dan konsumsi energi adalah 6,73%. Hasil optimasi untuk perjalanan dari Halim hingga Jatimulya menunjukkan penghematan konsumsi energi sebesar 19.11% dibandingkan simulasi dan 13,67% dibandingkan data logger. Terdapat konsekuensi waktu tambahan perjalanan kereta yaitu sebesar 4,07 detik dibandingkan hasil simulasi dan 2,07 detik dibandingkan data logger. Optimasi ini menghasilkan profil kecepatan yang lebih halus dan tidak melanggar batas kecepatan dengan konsekuensi waktu tambahan perjalanan yang kecil. Dengan demikian, optimasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap operasional LRT yang lebih hemat energi dan efektif.