digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di tengah percepatan transformasi digital yang meluas, teknologi pembayaran telah mengalami evolusi, menandai pergeseran paradigma dari transaksi tunai menjadi digital. Dalam konteks ini, Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) muncul sebagai solusi pembayaran yang menjanjikan, mengintegrasikan teknologi dengan kegiatan sehari- hari untuk memperluas akses finansial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan QRIS di kalangan orang dewasa muda di Bandung. Dengan menggunakan model Extended Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT2), yang diperluas dengan dimensi Perceived Risk dan Trust, penelitian ini mengkaji bagaimana variabel-variabel tersebut mempengaruhi Behavioral Intention(BI) dan Actual Use(AU) QRIS. Trust penting dalam penerimaan QRIS karena mempengaruhi persepsi keamanan dan kenyamanan pengguna dalam transaksi digital, memotivasi pengguna untuk mengadopsi dan terus menggunakan QRIS. Sementara itu, Perceived Risk mencakup kekhawatiran tentang keamanan data dan potensi kehilangan finansial, yang merupakan pertimbangan penting dalam mengelola kepercayaan pengguna. Melalui survei online, data dikumpulkan dari 227 responden yang merupakan orang dewasa muda di Bandung, menggunakan teknik Partial Least Squares- Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trust memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap niat perilaku dan penggunaan aktual QRIS. Sementara itu, Perceived Risk tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain itu, faktor-faktor seperti Effort Expectancy, Facilitating Conditions, Hedonic Motivation, dan Habit berpengaruh positif terhadap BI dan AU QRIS. Selanjutnya, BI secara positif mempengaruhi AU. Peneliatian ini menegaskan pentingnya mengembangkan strategi yang bertujuan meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap sistem pembayaran QRIS untuk mendorong adopsi yang lebih luas dan efektif di kalangan masyarakat. Namun, penelitian ini terbatas pada dewasa muda Kota Bandung, yang mungkin mengenarilasasi temuan. Penelitian di masa depan sebaiknya mengeksplorasi Trust dan Perceived risk menjadi moderasi antara faktor lainnya, Menggunakan pendekatan metodologi yang berbeda untuk pemahaman yang lebih mendalam, dan mempertimbangkan sample yang lebih luas.