digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Teknologi autonomous vehicle (AV) direncanakan akan diterapkan pada Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Sejalan dengan rencana tersebut, AV sudah mulai dikembangkan di Indonesia dengan dukungan program pemerintah “Making Indonesia 4.0”. Dalam mewujudkan program tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berfokus pada riset kendaraan listrik otonom. Kendaraan listrik otonom yang sedang dikembangkan oleh BRIN yaitu kendaraan mobilitas perorangan otonom yang bernama Single-passenger Electric Autonomous Transporter (Seater). Seater masih berupa prototipe dan diperlukan validasi dari pengguna sebelum digunakan dalam sistem transportasi. Trust, interaction, dan receptivity, antara out-vehicle user seperti pejalan kaki dengan AV penting dalam implementasi kendaraan otonom ke dalam sistem transportasi. Namun, tidak adanya peran pengendara pada AV menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpastian sehingga rasa trust dan penerimaan berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kendaraan otonom “Seater” dari sisi trust, interaction, dan receptivity pejalan kaki terhadap AV sebelum ”Seater” siap digunakan pada lingkungan yang sebenarnya. Penelitian ini terdiri dari eksperimen dan kuesioner. Eksperimen melibatkan 20 partisipan menggunakan eye tracker dan Perception Neuron 2.0 lalu berinteraksi dengan AV pada tiga perlakuan dalam kondisi ada dan tidak ada penumpang pada AV. Eye tracker digunakan untuk mengukur trust yang didapatkan dari gaze durations partisipan terhadap AV. Perception Neuron 2.0 dan kamera digunakan untuk menganalisis perilaku partisipan dengan AV. Setelah melakukan eksperimen, partisipan melakukan retrospective thinking-aloud (RTA) terkait refleksi pengalaman partisipan selama eksperimen, mengisi evaluasi subjektif terkait pemahaman pergerakan AV dan perceived of safety yang dirasakan, serta mengisi kuesioner pedestrian receptivity towards fully autonomous vehicle (PRQF). Kuesioner PRQF digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi receptivity pejalan kaki terhadap AV, di antaranya safety, interaction, dan compatibility. Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan dan disebarkan secara digital kepada 241 orang. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 5 skala, dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, yaitu partisipan belum trust terhadap AV. Dilihat dari hasil eye tracker, gaze durations partisipan lebih besar ketika ada penumpang pada AV. Pada hasil RTA ditemukan 75% partisipan merasa lebih aman apabila ada orang yang menaiki AV. Hasil evaluasi subjektif menunjukkan bahwa 40% partisipan tidak mengerti pergerakan AV dan 60% merasa aman ketika berinteraksi dengan AV. Interaksi partisipan dengan AV yang menunjukkan partisipan berhati-hati dengan pergerakan AV. Hasil kuesioner ditemukan faktor interaction dan compatibility memiliki hubungan positif dengan receptivity, namun hubungan receptivity dengan safety tidak dapat disimpulkan karena terjadi Heywood case. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan ulang model kuesioner yang digunakan karena terjadi multikolinearitas dan indikator yang digunakan tidak mengukur konstruk dengan baik. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dirancang usulan solusi perbaikan berupa external Human-Machine Interfaces (eHMI) yang menggunakan indikator lampu dan audio untuk menunjukkan intensi pergerakan AV yang diharapkan dapat meningkatkan trust dan rasa aman pejalan kaki terhadap AV.