Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Teknologi autonomous vehicle (AV) direncanakan akan diterapkan pada Ibu Kota Negara
(IKN) di Kalimantan Timur. Sejalan dengan rencana tersebut, AV sudah mulai
dikembangkan di Indonesia dengan dukungan program pemerintah “Making Indonesia 4.0”.
Dalam mewujudkan program tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berfokus
pada riset kendaraan listrik otonom. Kendaraan listrik otonom yang sedang dikembangkan
oleh BRIN yaitu kendaraan mobilitas perorangan otonom yang bernama Single-passenger
Electric Autonomous Transporter (Seater). Seater masih berupa prototipe dan diperlukan
validasi dari pengguna sebelum digunakan dalam sistem transportasi. Trust, interaction, dan
receptivity, antara out-vehicle user seperti pejalan kaki dengan AV penting dalam
implementasi kendaraan otonom ke dalam sistem transportasi. Namun, tidak adanya peran
pengendara pada AV menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpastian sehingga rasa trust dan
penerimaan berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kendaraan otonom
“Seater” dari sisi trust, interaction, dan receptivity pejalan kaki terhadap AV sebelum
”Seater” siap digunakan pada lingkungan yang sebenarnya.
Penelitian ini terdiri dari eksperimen dan kuesioner. Eksperimen melibatkan 20 partisipan
menggunakan eye tracker dan Perception Neuron 2.0 lalu berinteraksi dengan AV pada tiga
perlakuan dalam kondisi ada dan tidak ada penumpang pada AV. Eye tracker digunakan
untuk mengukur trust yang didapatkan dari gaze durations partisipan terhadap AV.
Perception Neuron 2.0 dan kamera digunakan untuk menganalisis perilaku partisipan dengan
AV. Setelah melakukan eksperimen, partisipan melakukan retrospective thinking-aloud
(RTA) terkait refleksi pengalaman partisipan selama eksperimen, mengisi evaluasi subjektif
terkait pemahaman pergerakan AV dan perceived of safety yang dirasakan, serta mengisi
kuesioner pedestrian receptivity towards fully autonomous vehicle (PRQF). Kuesioner
PRQF digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi receptivity pejalan
kaki terhadap AV, di antaranya safety, interaction, dan compatibility. Kuesioner terdiri dari
15 pertanyaan dan disebarkan secara digital kepada 241 orang. Skala yang digunakan adalah
skala Likert dengan 5 skala, dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, yaitu partisipan belum trust terhadap AV. Dilihat
dari hasil eye tracker, gaze durations partisipan lebih besar ketika ada penumpang pada AV.
Pada hasil RTA ditemukan 75% partisipan merasa lebih aman apabila ada orang yang
menaiki AV. Hasil evaluasi subjektif menunjukkan bahwa 40% partisipan tidak mengerti
pergerakan AV dan 60% merasa aman ketika berinteraksi dengan AV. Interaksi partisipan
dengan AV yang menunjukkan partisipan berhati-hati dengan pergerakan AV. Hasil
kuesioner ditemukan faktor interaction dan compatibility memiliki hubungan positif dengan
receptivity, namun hubungan receptivity dengan safety tidak dapat disimpulkan karena
terjadi Heywood case. Oleh karena itu, diperlukan peninjauan ulang model kuesioner yang
digunakan karena terjadi multikolinearitas dan indikator yang digunakan tidak mengukur
konstruk dengan baik. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dirancang usulan solusi perbaikan
berupa external Human-Machine Interfaces (eHMI) yang menggunakan indikator lampu
dan audio untuk menunjukkan intensi pergerakan AV yang diharapkan dapat meningkatkan
trust dan rasa aman pejalan kaki terhadap AV.