digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Dewi Supryati

Telemedicine merupakan layanan konsultasi medis dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi komunikasi untuk menghubungkan pasien dengan penyedia layanan kesehatan. Penerapan telemedicine, sebagai salah satu inovasi teknologi dalam layanan kesehatan menjadi sorotan, terutama selama pandemi COVID-19 yang mendorong pergeseran drastis dari perawatan tatap muka ke layanan kesehatan jarak jauh. Meskipun telemedicine telah menunjukkan manfaat yang signifikan seperti aksesibilitas yang lebih baik dan efisiensi layanan, keberlanjutan penggunaannya setelah pandemi menjadi pertanyaan penting. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengguna pasca-adopsi telemedicine melalui pengembangan model post- adoption behaviors dengan fokus pada quality dan trust terhadap engagement pengguna untuk melihat sejauh mana pengguna untuk niat terus menggunakan layanan (continuance intention), serta meningkatkan perilaku penggunaan telemedicine (enhanced use behaviors) dan merekomendasikan telemedicine kepada orang sekitar maupun orang lain (recommendation). Faktor quality dibangun oleh faktor system quality, interaction quality dan security and confidentiality. Pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap 245 responden dengan kriteria orang yang pernah menggunakan layanan telemedicine. Mayoritas responden berusia 20 sampai 30 tahun dan berdomisili paling banyak di Jawa Barat. Aplikasi telemedicine yang paling banyak digunakan adalah Halodoc dan Alodokter dengan mayoritas rentang penggunaan aplikasi telemedicine adalah tiga sampai tujuh bulan. Pengolahan data dilakukan dengan metode PLS-SEM untuk melihat interaksi dan signifikansi hubungan variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor quality terbukti berpengaruh positif terhadap engagement dan trust. Begitu pula hubungan antara trust terhadap engagement. Hubungan faktor engagement terbukti berpengaruh positif secara langsung terhadap enhanced use behavior, continuance intention dan recommendation. Faktor health consciousness hanya memoderasi hubungan antara engagement terhadap enhanced use behavior.