Telemedicine merupakan layanan konsultasi medis dari jarak jauh dengan
menggunakan teknologi komunikasi untuk menghubungkan pasien dengan
penyedia layanan kesehatan. Penerapan telemedicine, sebagai salah satu inovasi
teknologi dalam layanan kesehatan menjadi sorotan, terutama selama pandemi
COVID-19 yang mendorong pergeseran drastis dari perawatan tatap muka ke
layanan kesehatan jarak jauh. Meskipun telemedicine telah menunjukkan manfaat
yang signifikan seperti aksesibilitas yang lebih baik dan efisiensi layanan,
keberlanjutan penggunaannya setelah pandemi menjadi pertanyaan penting.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pengguna pasca-adopsi telemedicine melalui pengembangan model post-
adoption behaviors dengan fokus pada quality dan trust terhadap engagement
pengguna untuk melihat sejauh mana pengguna untuk niat terus menggunakan
layanan (continuance intention), serta meningkatkan perilaku penggunaan
telemedicine (enhanced use behaviors) dan merekomendasikan telemedicine
kepada orang sekitar maupun orang lain (recommendation). Faktor quality
dibangun oleh faktor system quality, interaction quality dan security and
confidentiality.
Pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap 245 responden
dengan kriteria orang yang pernah menggunakan layanan telemedicine. Mayoritas
responden berusia 20 sampai 30 tahun dan berdomisili paling banyak di Jawa Barat.
Aplikasi telemedicine yang paling banyak digunakan adalah Halodoc dan
Alodokter dengan mayoritas rentang penggunaan aplikasi telemedicine adalah tiga
sampai tujuh bulan. Pengolahan data dilakukan dengan metode PLS-SEM untuk
melihat interaksi dan signifikansi hubungan variabel penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan faktor quality terbukti berpengaruh positif terhadap engagement dan
trust. Begitu pula hubungan antara trust terhadap engagement. Hubungan faktor
engagement terbukti berpengaruh positif secara langsung terhadap enhanced use
behavior, continuance intention dan recommendation. Faktor health consciousness
hanya memoderasi hubungan antara engagement terhadap enhanced use behavior.