Kondisi topografi Sumatra Utara menyebabkan tingginya aktivitas konvektif
sehingga prediksi cuaca yang akurat sangat penting untuk mitigasi risiko bencana.
Namun, prediksi cuaca Sumatra Utara menghadapi tantangan karena variabilitas
atmosfer yang tinggi. Peningkatan prediksi cuaca terus dilakukan dan salah satu
upayanya adalah mengasimilasi data observasi dengan hasil prediksi jangka pendek
sebelumnya. Perbaikan model regional dengan asimilasi reflektivitas dan kecepatan
radial radar dapat meningkatkan syarat awal uap air dan kecepatan angin yang
berpotensi mempengaruhi pembentukan awan konvektif hingga hujan sehingga
dapat memperbaiki hasil model.
Penelitian ini menggunakan model prediksi cuaca numerik regional Weather
Research and Forecasting Data Assimilation (WRFDA) dengan metode 3DVar dan
membandingkan panjang time window (jendela waktu) dari tiga model berbeda.
Data asimilasi yang digunakan yaitu data reflektivitas dan kecepatan radial dari
Radar Cuaca C-Band stasiun BMKG Medan. Hasil prediksi dengan asimilasi
kemudian dibandingkan dengan hasil prediksi model tanpa asimilasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimilasi data radar memperbaiki kesalahan
rata-rata prediksi yang semula -0,934 pada model tanpa asimilasi menjadi -0,834
pada model eksperimen dengan jendela waktu 1 jam (DA1), -0,914 pada model
eksperimen dengan jendela waktu 3 jam (DA2), dan -0,67 pada model eksperimen
dengan jendela waktu 9 jam (DA3). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan
adanya variasi dalam lag temporal yang ketika dirata-ratakan model dengan jendela
waktu lebih panjang cenderung memiliki lag waktu prediksi lebih kecil. Secara
keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa asimilasi data reflektivitas dan
kecepatan radial dengan jendela waktu lebih panjang menghasilkan prediksi yang
lebih akurat dalam hal waktu dan intensitas.