digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak atsiri nilam (MAN) telah dikenal memiliki berbagai aktivitas farmakologis, termasuk antibakteri. Namun, pemanfaatan minyak atsiri dalam bentuk bebas dan penghantarannya secara in vitro dan in vivo dapat terhambat karena lipofilisitas dan volatilitasnya yang tinggi. Nanostructured Lipid Carrier (NLC) merupakan lipid nanopartikel generasi kedua yang dapat mengenkapsulasi zat lipofilik seperti MAN dan memiliki kelebihan, yaitu meningkatkan kapasitas, efek hidrasi dan oklusi, stabilitas sediaan, serta memberikan perlindungan terhadap zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan MAN ke dalam sediaan NLC yang optimal dan stabil, menguji aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Cutibacterium acne, serta menentukan keberadaan senyawa marker dalam MAN dan NLC-MAN. Formulasi NLC-MAN dioptimasi melalui dua tahapan utama yaitu optimasi formula (jenis dan rasio dari lipid padat, lipid cair, dan surfaktan) dan proses (jenis, durasi, dan amplitudo dari ultrasonikator). Karakterisasi dilakukan dengan menentukan morfologi, ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta potensial, efisiensi enkapsulasi, dan analisis karakteristik termal NLC-MAN. Pengujian aktivitas antibakteri secara in vitro dilakukan dengan metode mikrodilusi dan difusi agar. Formula optimum (%b/b) yang diperoleh pada penelitian ini adalah 2% MAN, 1,8% asam stearat, 2,2% minyak jojoba, 5,4% Tween 80, dan 3,6% TEGO® Care 165. NLC-MAN memiliki ukuran partikel 202,53 ± 4,77 nm, indeks polidispersitas 0,36 ± 0,01; zeta potensial -22,78 ± 2,14 mV, dan efisiensi enkapsulasi 88,89 ± 3,08%. NLC-MAN mengandung 0,26 g patchouli alkohol/g MAN. Hasil pengujian secara in vitro menunjukkan bahwa enkapsulasi MAN ke dalam NLC dapat menurunkan aktivitas antibakterinya dibandingkan dengan MAN bebas.