digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aura Noor Fauzia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan

Tanaman porang (Amorphophallus muelleri) adalah sumber karbohidrat alternatif yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain digunakan sebagai bahan makanan, kandungan glukomanan tinggi pada umbi porang berperan sebagai pencegahan diabetes dan kolesterol karena memiliki kandungan serat yang tinggi dan rendah kalori. Adanya berbagai manfaat yang dimiliki tanaman porang, mengakibatkan permintaan pasar terus meningkat sehingga dibutuhkan perbanyakan bibit tanaman porang secara kultur jaringan menggunakan bioreaktor TIS-RITA®. Melalui metode tersebut, maka dapat dihasilkan perbanyakan bibit tanaman porang dengan optimal dan waktu yang singkat. Adapun tujuan penelitian ini untuk menentukan pengaruh variasi frekuensi perendaman selama 2 menit setiap 6 atau 18 jam sekali dengan medium ½ MS dan hormon BAP 2 ppm selama 14 hari terhadap analisis pertumbuhan yang meliputi penentuan laju pertumbuhan relatif (RGR), peningkatan tinggi, multiplication rate, kandungan total klorofil, survival rate, dan penentuan biokonversi medium (pH, sukrosa, konduktivitas, serta kandungan C-organik, oksigen terlarut, dan kadar N), serta analisis neraca massa dari hasil kultur tanaman porang (Amorphophallus muelleri) menggunakan bioreaktor TIS-RITA®. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplan tanaman porang yang direndam selama 2 menit setiap 6 jam menghasilkan nilai laju pertumbuhan relatif (RGR) sebesar 40,527 ± 2,51 mg/hari dengan penambahan biomassa sebesar 76,44%, nilai peningkatan tinggi sebesar 0,357 ± 0,08 mm/hari, multiplication rate 9 ± 0,882 jumlah tunas baru/eksplan, survival rate 100% untuk kedua variasi frekuensi perendaman, kandungan total klorofil 38,19 ± 2,802 SPAD, serta adanya konsumsi nutrisi yang optimal dengan ditandai adanya penurunan nilai pH, sukrosa, konduktivitas, serta kandungan C-organik, oksigen terlarut, dan kadar N. Efisiensi biokonversi sukrosa menjadi biomassa melalui analisis neraca massa secara aktual dan teoritik diperoleh bahwa pada frekuensi perendaman selama 2 menit setiap 6 jam lebih tinggi dibandingkan pada perendaman setiap 18 jam. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bioreaktor TIS RITA® dengan frekuensi perendaman selama 2 menit setiap 6 jam merupakan sistem produksi bibit yang baik untuk tanaman porang