digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

COVER- YOEL ANTHONY SUGIANTO
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - YOEL ANTHONY SUGIANTO
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA - YOEL ANTHONY SUGIANTO
PUBLIC Alice Diniarti

Structural Health Monitoring dilakukan untuk mengetahui kondisi aktual struktur selama masa operasionalnya terhadap kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur tersebut. Salah satu metode Structural Health Monitoring yang umum digunakan adalah melalui estimasi parameter modal yang umumnya dilakukan dengan menggunakan algoritma berbasis FFT, misalnya metode pengambilan puncak kerapatan spektral yang terkenal. Kekurangan dari analisis modal domain frekuensi ini adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan bentuk mode, rasio redaman, dan membedakan antara mode fisik dan non-fisik. Oleh karena itu, metode domain waktu untuk mendapatkan estimasi parameter modal diterapkan. Artikel ini menyajikan hasil estimasi parameter modal pada dua jembatan di Jawa Barat, yaitu Jembatan Pasupati yang merupakan jembatan prategang bentang menerus dan Jembatan Cisangkuy yang merupakan jembatan gelagar baja yang ditopang secara sederhana. Pengukuran respon jembatan berupa dilakukan terhadap pembebanan tak terukur dan tak terkendali dengan menggunakan akselerometer triaksial EZDYN. Respon akselerasi diolah menggunakan analisis modal operasi (OMA) dengan metode Ibrahim Time Domain dan diperoleh parameter modal, seperti frekuensi natural, rasio redaman, dan bentuk mode. Metode elemen hingga yang didasarkan pada informasi terbatas yang diperoleh melalui survei lapangan juga digunakan sebagai pembanding terhadap hasil OMA. OMA dan model elemen hingga menunjukkan bahwa keduanya memberikan hasil yang memuaskan yang saling mengkonfirmasi satu sama lain sampai batas tertentu, baik untuk frekuensi alami maupun mode getaran dari beberapa mode getaran yang teridentifikasi.