Asam lemak merupakah salah satu komponen utama dalam berbagai produk
industri, seperti industri otomotif, oleokimia, dan kosmetik. Penggunaannya terus
meningkat dari tahun ke tahun. Asam lemak terdapat di alam dalam bentuk
trigliseridanya, yaitu minyak atau lemak hewani maupun nabati. Salah satu lemak
nabati yang berpotensi sebagai penghasil asam lemak yang terdapat di Indonesia
adalah lemak biji tengkawang atau illipe butter, yang berasal dari biji tumbuhan
Shorea stenoptera. Lemak biji tengkawang kaya akan asam lemak seperti asam
stearat, asam oleat, asam palmitat, dan asam laurat. Konversi bentuk lemak
(trigliserida) ke asam lemak dapat dilakukan secara hemat energi dan cost-effective
melalui reaksi lipolisis, yaitu reaksi pemecahan molekul trigliserida dengan bantuan
enzim lipase. Proses lipolisis ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan proses
konvensional yang membutuhkan energi tinggi. Saat ini, enzim yang sedang diteliti
di Institut Teknologi Bandung dan menunjukkan kinerja yang cukup baik adalah
lipase dari getah kemboja.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi potensi lipolisis lemak biji
tengkawang dengan lipase dari getah kemboja untuk menghasilkan asam-asam
lemaknya serta menentukan kondisi optimum dari reaksinya. Penelitian ini
dilakukan dengan rancangan percobaan fraksional 2(4-1) untuk menyaring pengaruh
4 variabel proses (pH, temperatur, rasio buffer, dan konsentrasi enzim) terhadap
respons derajat lipolisis. Reaksi lipolisis lemak biji tengkawang dijalankan selama
5 jam dan menghasilkan perolehan asam lemak bebas sebanyak 43,35%-b dari total
hasil reaksi. Hasil analisis varians menunjukkan variabel proses yang berpegaruh
secara signifikan adalah pH, konsentrasi enzim, dan interaksi antara keduanya
dengan keberadaan kurvatur pada titik tengah. Kedua variabel ini dioptimasi
dengan metode RSM dengan rancangan face centered central composite design.
Derajat lipolisis tertinggi yang diperoleh pada penelitian ini adalah 89,54% (pH 7,
temperatur 27oC, konsentrasi enzim 10%, dan rasio buffer 2:1). Pengamatan
pengaruh waktu terhadap reaksi menunjukkan bahwa reaksi lipolisis total lemak
biji tengkawang berlangsung cenderung lambat ditandai dengan derajat lipolisis
yang masih terus meningkat hingga pada akhir jam ke-19 bernilai 61,38%.