2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP WIJOSENO RAHANINDITO 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Kejadian bencana alam merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi. Selain memang
kerusakan iklim yang semakin menjadi juga, bencana alam sendiri disebut merugikan
manusia karena terdapatnya korban manusia disitu. Kapasitas kita sebagai manusia adalah
menghindari terjadinya bencana dan mengurangi efek setelah bencana melanda, salah satunya
dengan menangani bencana tersebut secara terorganisir, efektif dan efisien. Penanganan pasca
bencana alam sangatlah krusial karena di fase tersebut segalanya masih diliputi ketidak
jelasan, kepanikan, dan kekacauan. Salah satu yang harus dilakukan pertama kali ialah
menyelamatkan nyawa manusia sebanyak mungkin diatas segalanya. Penanganan yang baik
dan cepat dapat mengurangi potensi jumlah korban yang terjadi dikarenakan keterlambatan
penanganan karena sebab-sebab teknis dan non-teknis.
Salah satu elemen terpenting dalam penanganan pasca bencana alam ialah tim SAR.
Penanganan oleh tim SAR mencakup pencarian korban, ekstrikasi korban, perawatan darurat
korban dan evakuasi korban. Kecepatan atau Response Time tim SAR untuk mencapai suatu
tempat kejadian dipengaruhi juga oleh beberapa elemen penting, seperti koordinasi,
mobilisasi serta transportasi. Karena tim SAR merupakan satuan yang diharapkan paling
cepat untuk sampai di tempat kejadian maka hal tersebut diatas dapat menentukan
keberhasilan suatu operasi penyelamatan.
Pengaruh-pengaruh teknis dan non-teknis yang dialami oleh tim SAR salah satunya adalah
pada saat mobilisasi personil dan peralatan operasi. Persoalan transportasi menjadi pokok
penting yang dibahas pada laporan TA ini, karena ditemukannya beberapa masalah yang
akhirnya dapat menyulitkan mobilisasi suatu tim SAR yang dikarenakan oleh kondisi medan
yang tidak terduga, jumlah dan bobot peralatan yang besar, serta ketidak efisien-an sistem
kerja. Dalam menyelesaikan masalah ini dibutuhkan suatu desain yang dapat mengakomodir
karakteristik bencana alam di Indonesia, dapat dengan mudah dioperasikan, dan
menyelesaikan masalah diatas dengan optimal. Sehingga mengefektifkan mobilisasi
peralatan, lebih efektif dalam evakuasi korban hingga terciptanya suatu sistem yang efektif
dan efisien. Yaitu sebuah desain berupa sarana bantu mobilisasi peralatan SAR yang dapat
berubah fungsi menjadi sarana pembawa korban luka berat dengan aman.