COVER Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Alyani Khalisha Zahra Amalia
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  TINI SUPARTINI
» Gedung UPT Perpustakaan
Limbah cair kolam ikan lele (LKL) sering menimbulkan masalah
lingkungan akibat kandungan nutrien dan bahan organik berlebih yang memicu
pencemaran organik dan eutrofikasi pada perairan. Penelitian ini mengevaluasi
potensi penggunaan tanaman Limnobium. laevigatum sebagai agen fitoremediator
untuk meremediasi LKL. Fitoremediasi dilakukan dengan sistem free water
surface dalam kontainer plastik dengan variasi pengenceran LKL 0%, 10%, dan
25% selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitoremediasi LKL
dengan tanaman L. laevigatum dapat menurunkan kadar organik dan
meningkatkan kualitas LKL. Limbah dengan konsentrasi 25% menunjukkan
removal percentage (RP) tertinggi, dengan nilai penurunan TSS sebesar 92,53%,
amonia 42,19%, nitrit 27,78%, nitrat 34,84%, dan persen penurunan kadar COD
sebesar 45,21%, dan BOD 44,67%. Selain itu, terjadi peningkatan nilai pH dan
DO yang signifikan. Pertumbuhan tanaman paling tinggi terjadi pada variasi
limbah 10%, dengan nilai Relative Growth Rate (RGR) sebesar 0,13 g/hari, lebih
tinggi daripada kontrol sebesar 0,07 g/hari dan pada 25% sebesar 0,08 g/hari.
Biomassa L. laevigatum hasil fitoremediasi dapat diolah menjadi biokomposit
hidrogel yang dapat membantu mempertahankan kelembapan tanah, dengan
variasi selulosa 0%, 5%, dan 10%. Semakin tinggi kadar selulosa pada
biokomposit hidrogel, maka kemampuan swelling ratio (SR) akan semakin baik.
Hidrogel dengan tambahan selulosa 10% menunjukkan SR tertinggi sebesar 60%,
sementara SR hidrogel tanpa selulosa sebesar 33,3%. Hidrogel terdegradasi
selama 30 hari. Uji kelembapan menunjukkan bahwa hidrogel dengan selulosa
dapat lebih meningkatkan retensi kelembapan tanah. Penelitian menunjukkan
bahwa L. laevigatum dan hidrogel berbasis selulosa berpotensi sebagai solusi
yang ramah lingkungan untuk manajemen LKL dan membantu melembapkan
tanah.