Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut data BPS, pada tahun 2022, luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 15,34 juta hektar, dengan produksi sekitar 46,82 juta ton. Namun, keberhasilan Indonesia dalam industri ini membawa permasalahan dalam pengelolaan limbah organik yang dihasilkan dari proses pemanenan dan pengolahan kelapa sawit, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah organik yang dihasilkan dapat mengalami pembusukan anaerobik yang menghasilkan gas metana yang dapat mempercepat lapisan ozon dan rentan menjadi sumber api. Sementara itu, limbah TKKS sendiri mengandung 37,26–62% selulosa yang sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas. Kertas TKKS yang dihasilkan dapat digunakan untuk aplikasi paper bag sebagai alternatif pengganti kantong belanja plastik. Pengembangan paper bag menjadi mendesak karena adanya kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan di Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pengaruh konsentrasi NaOH saat alkalisasi dan waktu bleaching terhadap kemurnian selulosa TKKS, kekuatan tarik kertas, kekuatan sobek kertas, dan ketahanan air kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat TKKS yang dialkalisasi dengan larutan NaOH 15% dan di-bleaching dengan CH3COOOH selama 2 jam menghasilkan tingkat kemurnian selulosa yang paling tinggi, yakni 82,61%. Kertas yang dihasilkan dari serat pada kondisi tersebut memiliki kekuatan tarik dan sobek yang paling tinggi dibandingkan dengan kertas lainnya, yakni 1,23 MPa dan 6,32 cN secara berturut-turut, serta memiliki nilai Cobb yang paling rendah, yakni 310,12 g/m2.