Evaporator tenaga surya telah menjadi fokus penelitian dalam beberapa dekade
terakhir sebagai salah satu solusi yang ramah lingkungan untuk mengatasi krisis air
bersih. Teknologi ini memanfaatkan energi surya yang berlimpah untuk
memanaskan dan menguapkan air, kemudian mengondensasi uap air menjadi air
bersih. Namun, efisiensi evaporator tenaga surya tradisional rendah (<20%) karena
rendahnya daya serap air terhadap cahaya, serta infrastruktur yang komplek dan
mahal. Salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi evaporasi adalah
menggunakan material fototermal (photothermal) yang baik, yang dapat menyerap
cahaya dan mengubahnya menjadi termal (panas). Diantara berbagai jenis material
fototermal, karbon dot merupakan kandidat potensial karena memiliki sifat-sifat
menarik seperti konduktivitas termal rendah, kemampuan absorbansi dan
fototermal yang baik, tidak beracun, serta mudah disintesis dan difungsionalisasi.
Namun, absorbansi karbon dot umumnya terbatas di daerah ultraviolet sehingga
perlu dikembangkan melalui fungsionalisasi atau modifikasi struktur agar memiliki
spektrum absorbansi yang lebih luas dan meningkatkan efek fototermal. Strategi
lain untuk meningkatkan kinerja evaporator tenaga surya adalah dengan
menurunkan entalpi evaporasi melalui penggunaan hidrogel yang mampu
menyerap dan menahan air. Polivinil alkohol (PVA) menjadi pilihan utama untuk
evaporator tenaga surya sistem interfacial karena hidrofilisitasnya dan metode
fabrikasi yang sederhana. Namun, PVA memiliki daya serap rendah di daerah
cahaya tampak hingga inframerah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan material fototermal berbasis karbon dot yang dimodifikasi dengan
PVA untuk menghasilkan evaporator tenaga surya berkinerja tinggi dan stabil.
Pada penelitian ini, karbon dot disintesis dari asam sitrat dan urea menggunakan
pemanasan gelombang mikro dengan waktu yang relatif singkat. Karbon dot yang
dihasilkan memiliki konduktivitas termal sebesar 0,05 W m-1 K
-1
, jauh lebih rendah
dibandingkan CNT atau grafena yang memiliki konduktivitas termal 3000-6000 W
m-1 K
-1
. Kemampuan absorbansi juga lebih lebar hingga daerah cahaya tampak
dengan struktur inti yang kaya konfigurasi ikatan C-N pyrrolic dan banyak gugus
fungsi di permukaannya. Banyaknya gugus fungsi di permukaan karbon dot
memungkinkan terbentuknya keadaan-keadaan energi baru antara keadaan highest
occupied molecular orbital (HOMO) dengan keadaan lowest unoccupied molecular
orbital (LUMO) sehingga makin banyak menghasilkan relaksasi non radiatif (panas). Karbon dot juga memiliki struktur graphitic yang bersinergi dengan
pyrrolic sehingga mampu meningkatkan efek fototermal dan menghasilkan kinerja
evaporator yang lebih baik. Kemampuan absorbansi dan efek fototermal terbaik
dihasilkan dari rasio molar asam sitrat dan urea 1:3. Uji fototermal pada sistem
volumetrik menghasilkan laju evaporasi 1,11 kg m-2 jam-1
dan efisiensi evaporasi
70%. Koloid karbon dot juga teramati stabil di air, terbukti dari absorbansi dan
kinerjanya yang tetap stabil setelah 14 hari dengan nilai potensial zeta sebesar -40,6
mV.
Karbon dot dengan karakteristik absorbansi dan fototermal terbaik dikompositkan
dengan poli vinil alkohol (PVA) dan dicetak menjadi film menggunakan teknik
solution-casting. Proses pengikatan silang dilakukan dengan menambahkan asam
sitrat sebagai agen pengikat silang diikuti dengan pemanasan pada suhu 140 ?C
pasca sintesis. Film hidrogel karbon dot/PVA yang dihasilkan memiliki absorbansi
luas hingga daerah inframerah dekat, bersifat hidrofilik (sudut kontak <60?), serta
fleksibel dan memiliki kekuatan mekanis sangat baik (kekuatan tarik 9 MPa,
perpanjangan mulur 257%, dan modulus elastisitas 7 MPa). Dengan karakteristik
tersebut, film karbon dot/PVA menghasilkan laju evaporasi 1,58 kg m-2
jam-1
pada
penyinaran 1 kW m-2
dan 3,01 kg m-2
jam-1
pada penyinaran 4 kW m-2
dalam
evaporator tenaga surya sistem interfacial. Laju evaporasi tersebut enam kali lebih
tinggi dari pada evaporasi hasil pemanasan air langsung dengan penyinaran 1 kW
m-2
. Peningkatan laju evaporasi ini didukung oleh turunnya entalpi evaporasi dari
2448,8 kJ kg-1
untuk entalpi evaporasi air pada suhu 22 ?C menjadi 1827 kJ kg-1
untuk entalpi sistem menggunakan film karbon dot/PVA. Dengan nilai entalpi
tersebut, perhitungan efisiensi evaporasi film karbon dot/PVA menjadi 80%. Film
ini juga menunjukkan kinerja yang stabil hingga 9 kali penggunaan ulang. Selain
itu, uji kinerja menggunakan air laut dan air terkontaminasi pewarna organik
membuktikan bahwa evaporator tenaga surya berbasis film karbon dot/PVA dapat
dipakai untuk proses desalinasi dan purifikasi air limbah.