Abstrak - H M Salman Alfarisi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sampah plastik seperti styrofoam merupakan salah satu tantangan terbesar dalam masalah lingkungan pada era ini, terutama di Indonesia. Biofoam merupakan produk yang lahir dari permasalahan tersebut. Pembuatan biofoam dilakukan dengan metode thermopressing dengan bahan dasar berupa pati dan kulit jagung yang komoditasnya melimpah di alam, khususnya di Indonesia. Dalam Thermopressing, suhu seringkali menjadi parameter penentu kualitas dalam pencetakan biofoam. Penelitian ini berfokus pada analisis perbedaan karakteristik dan properti mekanik biofoam pada suhu pencetakan berbeda-beda dan menentukan suhu optimal pencetakan untuk menghasilkan kemasan yang baik secara fisik dan mekanik. Selain itu penelitian ini juga berfokus pada penentuan suhu terbaik untuk mengemas produk pascapanen seperti buah dan sayur. Adapun metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa variasi suhu dan pengulangan sebanyak 5 kali. Biofoam dari suhu pencetakan berbeda kemudian diuji dan dibandingkan berdasarkan kekuatan fisik dan mekaniknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu dapat mempengaruhi nilai kuat tarik, daya serap air, densitas, biodegradabilitas, dan kadar air. Perlakuan suhu 180°C dan 150°C merupakan perlakuan yang paling baik dalam segi karakteristik fisik dan properti mekaniknya. Akan tetapi, perlakuan 150°C memiliki kadar air yang tinggi. Oleh karena itu, perlakuan 180 °C adalah perlakuan paling optimal dan baik untuk pengemasan produk pascapanen karena memberikan hasil kuat tarik yang paling baik, densitas yang cukup baik, serta kadar air yang rendah dibandingkan perlakuan lainnya.