Ekstraksi nikel terutama dengan teknik penambangan terbuka, menghasilkan air
tambang yang mengandung mineral dari sisa pengolahan bijih dan pelindian laterit
akibat curah hujan. Karakteristik air tambang ini menghadirkan tantangan, terutama
di wilayah dengan aliran permukaan yang tinggi dan pelindian laterit akibat hujan
deras di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik fisikokimia
air tambang nikel serta mengidentifikasi teknologi pengolahan yang efektif.
Sepuluh sampel dikumpulkan dari berbagai sumber, menunjukkan pH berkisar
antara 6,79-8,58, TSS dari 525-7.615 mg/L, dan TDS dari 92-260 mg/L. Hasil uji
sedimentasi menunjukkan persen removal partikel diskrit dalam satu jam mencapai
10-99%, dengan ukuran partikel berkisar antara 1,66-7.532,65 nm. Lima logam
utama yang terdeteksi dalam air tambang adalah Besi (145,7-5.869.599 ppb),
Magnesium (19.067,78-774.059 ppb), Aluminium (0,0001-168.245 ppb), Nikel
(0,0001-86.735,6 ppb), dan Kromium (85,9-44.845,9 ppb). Selain itu, terdapat
dominasi ion bertipe magnesium-kalsium sulfat. Penelitian ini merupakan
karakterisasi awal air tambang nikel, dan diperlukan analisis lebih lanjut untuk
menentukan metode pengolahan yang efektif.