digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini menyelidiki dampak transformasi digital terhadap pengembalian saham, menganalisis pengaruh kematangan digital terhadap pengembalian saham dalam industri barang konsumen cepat saji (FMCG) di Indonesia. Studi ini didorong oleh relevansi yang semakin meningkat dari teknologi digital dalam meningkatkan proses dan hasil bisnis. Transformasi digital, yang mencakup teknologi seperti Kecerdasan Buatan, Internet of Things (IoT), dan analitik data, secara signifikan mempengaruhi kinerja keuangan dan persepsi pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode kuantifikasi tekstual untuk menilai aktivitas digital yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Sampel terdiri dari perusahaan FMCG yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mencakup periode 2019 hingga 2023 dari indeks Kompas100. Variabel utama meliputi ukuran kematangan digital, indikator kinerja keuangan seperti profitabilitas dan pertumbuhan penjualan, serta data pengembalian saham. Temuan mengungkapkan korelasi negatif dan tidak signifikan antara kematangan digital dan pengembalian saham, menunjukkan bahwa perusahaan dengan kematangan digital yang lebih tinggi tidak mencapai kinerja saham yang lebih baik. Hubungan ini dimediasi oleh perubahan metrik kinerja keuangan yang tidak signifikan, yang menunjukkan bahwa transformasi digital tidak selalu meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing pasar. Selain itu, studi ini menyoroti dampak beragam dari teknologi digital yang berbeda, dengan analitik data dan otomatisasi proses menunjukkan efek yang kurang signifikan. Implikasi dari penelitian ini bersifat multifaset, menawarkan wawasan berharga bagi manajer perusahaan, investor, dan pembuat kebijakan. Manajer didorong untuk mempertimbangkan kembali investasi dalam teknologi digital untuk memastikan peningkatan kinerja keuangan dan nilai pemegang saham secara efektif. Investor dapat memanfaatkan penilaian kematangan digital dengan hati-hati dalam pengambilan keputusan mereka, sementara pembuat kebijakan mungkin mendukung lingkungan yang lebih kondusif bagi inovasi digital.