Industri transportasi dan logistik sedang mengalami transformasi
signifikan akibat munculnya Industri 4.0 dan perkembangan yang akan datang dari
Industri 5.0. Kemajuan ini berpotensi memengaruhi arah industri dalam lima tahun
mendatang, baik secara global maupun di Indonesia. Dengan 80% pelanggannya
berasal dari generasi milenial dan Gen Z, PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI)
terus melakukan perubahan dan peningkatan layanan, salah satunya melalui
transformasi digital di tiga area utama: Bisnis, Teknologi, dan Organisasi.
Keberhasilan transformasi digital ditentukan oleh sejumlah faktor dan dipengaruhi
oleh beberapa elemen kunci. Kepemimpinan memainkan peran krusial dalam
memandu organisasi melalui perjalanan transformatif ini, menetapkan visi, dan
mendorong perubahan yang diperlukan. Kementerian Badan Usaha Milik Negara
mengharuskan pemimpin di perusahaan milik negara memiliki 10 kompetensi,
termasuk Kepemimpinan Digital. Oleh karena itu, PT KAI, sebagai salah satu
perusahaan di bawah pengawasan Kementerian, mengambil langkah proaktif
untuk memastikan bahwa setiap pemimpin di perusahaan ini memiliki dan terus
mengembangkan kompetensi Kepemimpinan Digital.
Berdasarkan hasil assessment center, terlihat bahwa terdapat kesenjangan
antara kompetensi kepemimpinan digital saat ini dari karyawan dan level yang
dibutuhkan untuk posisi mereka. Kesenjangan negatif ini menunjukkan bahwa
tingkat kompetensi saat ini berada di bawah standar yang diinginkan atau
diharapkan. Menangani kesenjangan ini sangat penting bagi PT KAI untuk tetap kompetitif dan tangguh dalam menghadapi transformasi digital. Menutupi
kesenjangan dalam kompetensi Kepemimpinan Digital penting untuk memastikan
bahwa para pemimpin di PT KAI memiliki kemampuan yang cukup untuk
menghadapi kompleksitas era digital dan efektif memimpin organisasi menuju
tujuan strategisnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
kepemimpinan digital di PT KAI (Persero). Tujuan penelitian termasuk
mengidentifikasi program pelatihan dan pengembangan yang ada terkait
kompetensi kepemimpinan digital serta mengevaluasi dan menganalisis dimensi
kompetensi kepemimpinan digital di antara pegawai yang membutuhkan perbaikan
terbesar. Ini akan membantu menentukan perbaikan yang diperlukan dan solusi
potensial bagi perusahaan. Studi ini mengadopsi Skala Kepemimpinan Digital
dengan 15 dimensi, yang dikembangkan oleh Haroon Abbu dkk pada tahun 2022,
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan 124 responden, termasuk
asisten manajer, manajer, wakil presiden, dan presiden eksekutif.
Studi ini menemukan bahwa kepemimpinan digital termasuk dalam
program pengembangan kepemimpinan, yang disesuaikan dengan tingkat jabatan
pegawai mulai dari manajer junior hingga presiden eksekutif. Evaluasi
menggunakan Skala Kepemimpinan Digital mengungkapkan bahwa nilai terendah
berada pada dimensi akuisisi keterampilan dan keberanian, menunjukkan perlunya
perbaikan di area tersebut. Penelitian ini menyarankan untuk memberikan
pendidikan mengenai transformasi digital, melakukan analisis kesenjangan
keterampilan terkait keahlian digital untuk setiap departemen, merekrut individu
dengan keterampilan kritis, mengembangkan program pembelajaran yang
dipersonalisasi, serta meningkatkan kemampuan analisis data, terutama dalam
menginterpretasikan dan menggunakan data untuk pengambilan keputusan.
Penelitian ini memberikan kontribusi dengan menyediakan pemahaman tentang
kepemimpinan digital dan mengevaluasi serta meningkatkan kompetensi
kepemimpinan digital, yang sangat penting bagi organisasi untuk keberhasianl
dalam upaya transformasi digital.