Kemajuan teknologi informasi telah mengubah evolusi masyarakat dan cara hidup manusia. Konsep digitalisasi juga telah berubah dari ide kecil dan masa depan menjadi konsep realitas yang revolusioner. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan studi terkait kematangan digital dan menyoroti dampaknya terhadap kinerja keuangan, sekaligus menerapkan metodologi dari penelitian terbaru di berbagai bidang. Dalam penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif dengan regresi data panel. Sampel diambil dari perusahaan LQ45 Indonesia dari tahun 2018-2022. Terdapat empat model yang dikembangkan berdasarkan variabel yang mengukur profitabilitas, ekspansi penjualan, dan return saham untuk menganalisis dampak kematangan digital. Berdasarkan model yang dikembangkan, kematangan digital suatu perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan pada tingkat yang berbeda-beda. Model return on aset dan return saham menunjukkan kematangan digital meningkatkan kinerja perusahaan. Sementara itu, terdapat 2 model lain yang menunjukkan kematangan digital hanya mempunyai kontribusi tidak ada atau kecil terhadap kinerja perusahaan, yaitu margin laba bersih dan pertumbuhan penjualan. Karena kematangan digital meningkatkan efisiensi operasional, menurunkan biaya, dan memperluas jangkauan pasar, hal ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan ukuran kinerja utama seperti Return on Assets (ROA), pertumbuhan penjualan, dan pengembalian saham. Namun, pengaruhnya terhadap Net Profit Margin (NPM) kurang terlihat karena strategi penetapan harga dan struktur biaya langsung memiliki pengaruh yang lebih besar pada NPM dibandingkan kemampuan digital. Dampak jangka pendek dari kematangan digital pada margin keuntungan mungkin dibatasi oleh tingginya biaya awal investasi digital dan tantangan persaingan yang terus berlanjut.Perusahaan perlu menerapkan digitalisasi di perusahaannya di masa depan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan pemegang saham harus mempertimbangkan untuk menerapkan digitalisasi bahkan setelah pandemi berakhir.